Sabtu, 19 September 2015

Makalah tentang Pengertian, Istilah, Unsur-unsur dan Sejarah perkembangan Ulumul Hadits



SEJARAH ULUMUL HADITS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“ ULUMUL HADITS ”

 Dosen Pembimbing :

Abdul Hafid S.Ag, M.Pd.I




Di susun oleh :

1.        Agustini Susanti              4. M. Asri

2.     Joni                                 5. Sumistari

3.    Nidya Destri Putri                            

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA
                                                          BATAM
                                                             2015
 



KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah Ulumul Hadits yang insyaallah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.


Batam , 7 April 2015

                                                                                       KELOMPOK I




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... I                    
KATA PENGANTAR............................................................................................ II
DAFTAR ISI............................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang.......................................................................................... 4
B.  Rumusan masalah...................................................................................... 4
C.  Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.  Istilah-istilah Hadits.................................................................................. 6
B.  Unsur-unsur Hadits.................................................................................... 8
C.  Pengertian Ilmu hadits............................................................................... 8
D.  Sejarah perkembangan ilmu Hadits........................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan................................................................................................ 13                              
B.  Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kita ketahui bahwasanya hadits merupakan sumber-sumber ajaran islam yang kedua setelah al-quran. keberadaan hadits disamping telah mewarnai masyarakat dalam kehidupan juga telah menjadi bahasan kajian yang menarik. hadits mengandung makna dan ajaran serta  kandungan Al-quran dan lain sebagainya.
Para peneliti dan para ahli hadits telah berhasil mendokumentasikan baik kepada kalangan masyarakat, akademis, penelitian hadits tersebut telah membuka peluang untuk mewujudkannya suatu kajian disiplin islam, yaitu bidang studi Ulumul Hadits
Maka dalam makalah ini penuisan menyajikan tenttang  “ pengertian ulumul Hadits dan sejarah perkembangannya.” semuoga makalah sederhana ini dapat bermanfaaat bagi semuanyya, terutama bagi kami. Amii,,
B.     RUMUSAN MASLAH
A.    Apa saja istilah-istilah hadits
B.     Apa saja unsur-unsur hadits
C.           Apa pengertian ilmu hadits
D.          Bagaimana sejarah perkembangan ilmu hadits
C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
A.          Untuk  mengetahui istilah-istilah hadits
B.           Untuk  mengetahui unsur-unsur hadits
C.           Untuk Mengetahui pengertian ilmu hadits
D.          Untuk Mengetahui sejarah perkembangan ilmu hadits






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Istilah-istilah Hadis
a.     Hadis
Hadis menurut etimologi mempunyai beberapa pengertian yaitu [1],
1.      jadid berarti baru, lawannya qadim yang berarti yang lama, jamak dari hadis disini hidas, hudasah, atau hudus.  
2.      Qarib berarti yang dekat, yang belum lama terjadi seperti dalam perkataan haditsul ahdi bil islam.
3.      Khabar  ( warta ), atau sesuatu yang diperbincangkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
Kata hadis yang bermakna khabar ini diambil dari kata haddasa, yuhaddisu, tahdis, yang bermakna riwayat atau ikhbar. dan kata hadis yang bermakna  khabar, lebih populer dijamakkan dengan kata ahadis yang bermkna khabar Rasul.   
Allah pun menggunakan kata hadis dengan arti khabar seperti dalam firmannya dan Rasulullah saw juga telah mempergunakan kata hadis dengan arti khabar yang datang dari beliau atau sabdanya. Rsulullah bersabda yang artinya :
“ akan ada seorang dari kamu yang hampir berkata, ”ini Kitabullah. Apa yang halal didalamnya, kami halalkan, apa yang haram didalamnya kami haramkan.“ ketahuilah, barang siapa sampai pada sesuatu “hadis” (kahabar) dariku, lalu dia dustakan,  berarti dia telah mendustakan tiga orang, dia mendustakan Allah, dia mendustakan Rasul-nya, dan dia mendustakan orang yang menyampaikan hadis itu.” ( HR. Ahmad dan Ad-Dharimy ).    
Sedangkan hadis menurut terminology hadis terbagi dua yaitu,
  1. Hadis menurut pengertian ahli hadis dibagi dua yaitu pengertian hadis yang terbatas dan pengertian hadis yang luas.
·         pengertian hadis yang terbatas adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw. baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, dan yang sebagainya.
·         Sedangkan menurut pengertian yang luas, hadis tidak hanya disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, tetapi juga mencakup perkataan, perbuatan, atau taqrir yang disandarkan kepada para sahabat atau tabi’i , sehingga dalam hadis ada istilah marfu’, manqul, maqthu.
  1. Menurut ahli ushul ialah segala perkataan, perbuatan dan ketetapan nabi yang bersangkut-paut dengan hokum.
b.    Sunnah
Sunnah menurut bahasa adalah jalan ditempuh, baik itu terpuji maupun tidak terpuji. sedangkan menurut istilah  ahli hadits ialah  segala yang dituklilkan dari nabi Muhammad  saw. baik berup perkataan, perbuatan, maupun berupa taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan , perjalanan hidup, baik yang terjadi sebelum Nabi Muhammad saw. diutus menjadi Rassul maupun sesudahnyya. I
Mayaoritas ahli hadits menegaskan bahwa sunnah dalam pengertian semacam ini adalah murodif ( sinonim ) dengan kata hadits. Sedangkan lawan dari sunnah ialah bid’ah. inilah yang dimaksud dengan hadis.
c.      Khabar dan Atsar
Khabar menurut bahasa ialah warta berita yang disampaikan dari seseorang kepada orang lain. sedangkan menurut istilah khabar yaitu segala bentuk berita, baik yang dating dari nabi, sahabat nabi, maupun dari tabi’in. melihat hal tersebut maka hadis marfu’, mauquf dan hadis maqthu bisa disebut dengan khabar.
Atsar menurut bahasa adalah bekas atau dampak sesuatu atau sesuatu yang diambil. sedangkan menurut istilah  mayoritas ahli hadis  yaitu sama dengan khabar dan hadis . mengingat hal tersebut dinamilah  ahli hadis dengan atsary.


B.   Unsur-unsur Hadits
Unsur-unsur hadits  terbagi menjadi empat yaitu :[2]
1.      Sanad ialah, sandaran yyang dapat dipercya , jadi sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadits dengan nbi muuhammmad saw.
2.      Matan ialah penghujung sanad.
3.      Rawi  ialah orang yang meriwayatkan ,menyampaikan, memindahkan suatu hadits.
4.      Rijal Al-Hadits ialah tokoh-tokoh yang meriwayatkan hadits

C.   Pengertian Ulumul Hadits
Ulumul Hadits  adalah  istilah ilmu hadis. Ulum al-hadits terdiri dari dua kata yaitu Ulum dan al-hadits, kata ulum dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari ilm yang berarti ilmu , sedagkan hadits berarti segala sesuatu yang taqrir atau sifat” dengan demikian gabugan antara ulum dan al-hadis mengandung pengertian ilmu yang membahas atau yang berkaitan dengan hadits nabi saw. [3]
Ulumul hadits  adalah istilah ilmu hadits didalam tradisi ulama hadits  yang arabnya ulumul al-hadits, ulum al-hadits terdiri atas dua kata yaitu ulum yang berarti ilmu sedangkan hadis dikalangan ulama hadis berarti segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw dari perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat. dengan demikian gabungan kata ulumul hadits mengandung pengertian ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan hadis nabi saw. 
Menurut ulama Mutaqaddim ilmu hadis adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan tenttang cara-cara persambugan hadits sampai kepada rasululullah saw dari segala hal ihwal para perawinya, kedhabitan, keadilan, dan dari bersambung tidaknya sanad dan sebagainya.

  1.  SEJARAH PERKEMBANGAN ULUM AL-HADITS
Dalam sejarah perkembangan ulum al-hadits terdapat Tahap-tahap perkembangan ulmul hadits diantaraya yaitu :
  1. Tahap pertama , Kelahiran Ilmu hadits
a.       Faktor pendukug pemeliharaan hadits, diantaranya yaitu :
a)   kejernihan pendukung pemeliharaan hadits
b)   Minat yang kuat terhadap agama
c)   Kedudukan hadits dalam agama islam
d)  Nabi tahu bahwa para sahabat akan menjadi pengganti beliau  dalam mengemban amanah dan menyampaikan risalah.
e)   Penulisan hadits
b.      Pedoman periwayatan hadits yang terpenting pada masa sahabat
a)      Penyedikitan riwayat dari Rasulullah  SAW
b)      Berhati-hati dalam menerima dan menyampaikan hadits
c)      Pengujian terhadap setiap riwayat
c.             Munculnya pemalsuan   Hadits             dan      langkah-langkah pemberantasannya.
Pada akhir pemerintahan utsman timbullah bencana besar dikalangan umat islam hingga mengakibatkan terbunuhnya al-imam al-syahid, utsman bin affan dan al-imam al-husain r.a.[4] dan pada saat itu juga muncul hadits yang tidak pernah diucapkan Rasulullah SAW.
Oleh karena itu sahabat dipanggil untuk memelihara hadits untuk mengadakan penelitian dan pembahasan dengan cermat adapun usaha-usahanya yaitu :
a)      Mencari sanad hadits dan meneiti karakteristik para rawinya.
b)      Mengimbau agar setiap orang berhati-hati dalam menerima hadits
c)      Melakukan perjalanan jauh
  1. Tahap ke dua , Tahap penyempurnaan
Tahap ini terjadi pada abad ke-2 sampai awal abad ke-3,yang antara lain ditandai dengan sejumlah peristiwa yang menonjol:
a)      Melemahnya daya hapal dikalangan umat islam
b)      Panjang dan bercabangnya sanad-sanad hadits.
c)      Munculnya sejumlah kelompok umat islam yang menyimpang dari jalan kebenaran. dengan hal tersebut para imam umat islam bangkit untuk mengantsipasi kekacauan tersebut.
  1. Tahap ketiga: Tahap pembukuan ilmu hadits
Tahap ini berlangsung pada abad ke tiga , dalam pada waktu itu masa pembukuan hadits pada masa keemasan, sebab pada abad tersebut jugalah dibukukannya sunnnah dan ilmu-ilmu dengan sempurna
Dalam tahap ini setiap cabang ilmu hadits telah berdiri sebagai suatu ilmu tersendiri, seperti ilmu hadits shahih, ilmu hadits Mursal dan sebagainya dan para ulamapun sudah menyusun kitab khusus untuk setiap cabang tersebut. Kemudian penulisan kitab dari seorang imam hadits.
  1. Tahap keempat : penyusunan kitab-kitab induk Ulum al- hadits
Tahap ini bermula pada pertengahan abad ke empat dan berakhir pada awal abad ke tujuh, dan dlam periode ini dijumpai kitab-kitab yang menjadi rujukan para ulama dalam menyusun kitab-kitab sejenis pada periode berikutnya. diantara kitab-kitab tersebut ialah :
a)                              Al-Muhaddits al-Fashil baina ar-Rawi wa al-wa’i.
b)                              Al kifayah fi’ ilmi ar-Riwayah
c)                              Al-Ilm’ Fi’ Ulum ar-Riwayat wa as-sima
Dalam tahap ini banyak ulama yang menyusun kitab-kitab yang mencakup seluruh jenis hadits, sehingga penyusunan kitab tentang Ulum al-hadits pun berkembang pesat. diantara kitab yang terpenting ialah:
a)      Ma’rifat Ulum al-Hadits
b)      Al-Mustakhraj
c)      Ma La Yasa’u al-muhaddits jahluhu
  1. Tahap kelima :Kematangan dan kesempurnaan pembukuan ulum al-hadits
Tahap ini bermula pada abad ke tujuh  dan berakhir pada abad ke sepuluh Dalam tahap ini pembukuan ulum al-hadits mencapai tingkat kesempurnaannya dengan ditulisnya sejumlah kitab yang mencakup seluruh cabang ilmu hadits.
pelopor pembaharuan dalam pembukuan ilmu ini adalah al-imam al-Muhaddits al-Faqih al-Hafizh al-ushuli Abu ‘ Amr Utsman bin ash-Shalah dengan kitab Ulum al-Hadits yang sangat istimewa. dengan keistimewaan tersebut ia sangat dihargai oleh para ulama dan juga murid-muridnya mempublikasikannya dengan sebutan Shahibu Kitab Ulum al-Hadits.
  1. Tahap keenam: Masa kebekuan
Tahap ini berlangsung dari abad kesepuluh sampai awal abad keempat belas, pada tahap ini ijtihad dalam masalah ilmu hadits dan penyusunan kitabnya nyaris berhenti total. Akan tetapi  dalam tahap ini Alllah SWT telah membangkitkan semangat pengkajian hadits di india dengan semangat yang  cukup tinggi. kegiatan ini dipelopori oleh al-allamah al-iman al muhaddits syah Waliyullah ad-Dahlawi dan dilanjutkan oleh anak cucunya serta murid-muridnya.
Mereka memperioritaskan perhatiannya terhadap ilmu hadits dari pada ilmu-ilmu lainnya.Periwayatan mereka sesuai dengan teori yang disetujui oleh ahli Riwayah dan dikehendaki oleh ahli dirayah

                     




BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
      ilmu Hadits adalah ilmu yang membahas atau berkaiatan dengan nabi saw . perintis pertama ilmu hadits adalah Al-Qadhi abu muhammad ar-Rahamurruzy . pada mulanyya, ilmu hadits merupakan beberapa ilmu yang masing-masing berdiri sendiri, ilmu-ilmu yang terpisah dan bersifat parsial tersebut disebut dengan ulumul hadits , karena masing—masing  membicarakan tentang hadits dan ppara perawinya. akan tetapi mas berikutnya ilmu-ilmu itu digabungkan dan dijadikan satu serta tetap menggunakan nama ulumul hadits.   
B. Saran
          Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar kami dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA

Matsna,Prof. Dr. H. Moh. MA, Al-Qur’an Hadits, ( Semarang:
PT Karya Toha, 2008 ), hal. 116
hasbi ash-Shiddieqy, Prof.Dr. teungku, sejarah dan pengantar ilmu hadits,(Yogyakarta:  Pustaka Rizki, 2011), hal. 23
DR. Nuruddin ITR. Ulum Al-Hadits.(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), hal. 53


[1] Prof.Dr. teungku hasbi ash-Shiddieqy, sejarah dan pengantar ilmu hadits,(Yogyakarta: Pustaka Rizki, 2011), hal. 3
[2] Prof. Dr. H. Moh. Matsna. MA, Al-Qur’an Hadits, ( Semarang: PT Karya Toha, 2008 ), hal. 116
[3] Prof.Dr. teungku hasbi ash-Shiddieqy, sejarah dan pengantar ilmu hadits,(Yogyakarta: Pustaka Rizki, 2011), hal. 23
[4] DR. NURUDDIN ITR. Ulum Al-Hadits,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya). hal.53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Wr.wb

Pesan Berkomentar :
1. Mohon berkomentar yang baik, yang bertujuan untuk memperbaiki dan
bersifat membangun.
2. Dilarang berkomentar untuk yang tidak baik di blog ini atau yang
bertentangan dengan hukum yang berlaku.

ERIC TEN HAG