PROBLEM PSIKOLOGI
ANAK
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
”Psikologi
Perkembangan”
Dosen Mata Kuliah:
Nurmanisma Hsb,
M.Pd.I
Di susun Oleh:
Joni
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( PAI) IIA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi
Perkembangan yang insyaallah tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan.
Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan
untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Batam , 9 MAaret
2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan masalah......................................................................................5
C. Tujuan Pembelajaran..................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi pada Anak.................................................................6
B.
Problem Psikologi
pada Anak atau Gangguan Psikologi pada Anak.....................6
C.
Problem-problem Psikologi
pada Anak yang Sering Terjadi................................7
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap
orangtua memiliki peranan yang besar bagi anak terutama bagi psikologis anak.
Selama ini yang diketahui orangtua pada umumnya adalah peran mereka sebatas
membesarkan dan melindungi anak agar kelak menjadi individu yang mandiri dan
kompeten. Namun seperti apa proses membesarkan anak terutama perkembangan
psikologi anak, kerap menjadi tanda tanya. Maklum, setiap orangtua membawa
sejumlah kualitas-kualitas pribadi dan berbagai kebutuhan yang kompleks dalam
peranannya sebagai orangtua dalam membangun psikologi anak. Sama halnya seperti
anak, orangtua juga memiliki jenis kelamin dan temperamen yang berbeda,
sehingga turut memberikan cara-cara yang berbeda dalam pengasuhan yang secara
tidak langsung berpengaruh pada psikologi anak. Hal lain yang mempengaruhi
psikologi anak, orangtua turut membawa pengalaman masa lalunya terdahulu saat
diasuh oleh orangtuanya di masa kecil dan sejumlah nilai-nilai budaya yang membentuk
apa yang mereka lakukan saat ini.
Selain itu, orangtua juga memiliki pola-pola
kehidupan sosial yang dapat mempengaruhi psikologi anak seperti, hubungan
bersama pasangan, keluarga besar, dan dunia kerja. Orangtua perlu melakukan
sejumlah penyesuaian agar sejumlah kualitas-kualitas pribadi yang mereka bawa
ke dalam pengasuhan anak, mampu memenuhi sejumlah kebutuhan-kebutuhan psikologi
anak. Dengan berkembangnya psikologi anak, akan terpenuhi berbagai tuntutan
perkembangannya, baik secara fisik dan motorik, kognitif alias kemampuan
berpikir dan kecerdasan, kebutuhan emosi dan sosial, hingga kebutuhan akan
berbagai nilai dan norma. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul
“Problem Psikologi pada Anak
.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud Pengertian
Psikologi pada Anak?
2.
Apa saja Problem Psikologi pada Anak atau Gangguan Psikologi pada Anak ?
3.
Apa saja Problem-problem psikologis yang sering terjadi pada anak ?
C.
Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui yang dimaksud Pengertian Psikologi pada Anak.
2. Untuk mengetahui Problem Psikologi pada Anak atau Gangguan Psikologi
pada Anak.
3. Untuk mengetahui Problem- problem psikologis yang
sering terjadi pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Psikologi pada Anak
Banyak
ilmuan dan dokter menemukan bahwa teknologi dapat menganalisa keadaan
psikologis dan emosional seseorang. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya reaksi
emosional merupakan reaksi energi terhadap suatu persepsi karena setiap orang
memiliki persepsi psikologis tentang diri dan lingkungannya dimana persepsi ini
menjadi suatu proses mental, membentuk karakteristik impuls suatu proses mental
serta pembentukan karakteristik.
Berikut
ini adalah definisi psikologi:
1.
Wundt Psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran manusia
2.
Woodworth dan Marquis Psikologi merupakan ilmutentang aktivitas-aktivitas
individu. 3. Bianca Psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku.
4. Morgan
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku baik pada manusia maupun
hewan.
5.
Sartain Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Berdasarkan
pengertian dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang di
maksud dengan psikologi adalah merupakan suatu ilmu yang menyelidiki serta
mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas dimana tingkah laku
serta aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan (motorik,
kognitif dan emosional).
B. Problem Psikologi
pada Anak atau Gangguan Psikologi pada Anak
Problem
psikologi pada anak atau gangguan psikologi pada anak meliputi perubahan emosi,
fungsi fisik, perilaku dan kinerja mental. Permasalahan gangguan psikologis
tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti gaya pengasuhan, masalah
keluarga, kurangnya perhatian, penyakit kronis atau cedera, dan rasa kehilangan
atau perpisahan. Anak biasanya tidak langsung bereaksi ketika masalah terjadi,
tetapi akan menunjukkan reaksi kemudian hari. Bimbingan yang tepat dapat
membantu anak dapat mempersiapkan diri jika dihadapkan pada masalah yang
sifatnya traumatis pada anak. Orang tua harus dapat memotivasi anak agar lebih
ekspresif menghadapi ketakutan dan kecemasannya.
C.
Problem- problem Psikologi pada Anak yang Sering Terjadi
Gangguan
psikologis pada anak agak susah dikenali. Berikut antara lain ciri-ciri yang
dapat menjadi pedoman para orang tua dalam melakukan diagnosis terhadap anak
yang mengalami gangguan psikologis pada fungsi fisik dan kinerja mental yaitu :
1. ADHD (
attention deficit hyperactivity disorder) Menurut Psikolog Klinis Adriana S
Ginanjar, Anak yang mengalami ADHD (attention deficit hyperactivity disorder),
ciri-cirinya antara lain tidak bisa memusatkan perhatian, impulsif, dan
hiperaktif. Anak-anak semacam ini akan mudah bosan dan cenderung agresif.
Bahkan bisa memiliki reaksi berlebihan terhadap frustasi.
2. Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami
kondisi menutup diri. Gangguan ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan
dari segi komunikasi, interaksi social, dan perilaku. Gejala anak autis
termasuk anak tidak berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan
ini biasanya terlihat sebelum anak mencapai usia 3 tahun, dan dapat membuat
anak-anak bertindak sangat tidak tepat, seperti membenturkan kepala mereka pada
hal-hal. Pada anak-anak Autistik beberapa cirinya adalah gangguan yang jelas
pada perlaku non verbal seperti tidak bisa berbagi minat dengan orang lain dan
suka menyendiri, terlambat untuk bisa berbicara, dan terikat pada ritual yang
tidak fungsional.
3.
Sindrom Asperger Anak yang mengalami Sindrom Asperger, pada umumnya tidak jauh
berbeda dengan penderita autistik. Hanya saja pada anak autistik tidak
mengalami keterlambatan bicara, tetapi cenderung menggunakan bahasa formal.
Selain itu anak dengan Sindrom Asperger juga memiliki prestasi akademik dan
kemampuan yang baik pada bidang tertentu.Syndrome asperger merupakan gangguan
kejiwaan pada diri seseorang yang ditandai dengan rendahnya kemampuan
bersosialisasi dan berkomunikasi.
3. Retardasi
Mental Pada anak yang mengalami Retardasi Mental, ciri utamanya adalah memiliki
skor yang rendah pada tes intelegensi formal. Anak tersebut juga memiliki
hambatan dalam menyelesaikan tugas sehari-harinya. Gangguan psikologisdi dunia
saat ini sangat luas, dan begitu juga jumlah anak-anak yang terkena gangguan
tersebut setiap hari. Ada juga berbagai gejala untuk setiap gangguan. Sangat
penting bagi orangtua untuk mengetahui tentang gangguan psikologis yang dapat
mempengaruhi anak-anak dan gejala untuk mengidentifikasi mereka, sehingga
mereka dapat membantu anak-anak mereka dengan cara yang cepat dan efisien.[1]
Berikut
ini adalah masalah psikologi anak berupa perubahan emosi diantaranya yaitu :
a. Gangguan
Kecemasan Kecemasan adalah jenis yang paling umum dari gangguan psikologis yang
mempengaruhi anak-anak. Gejala utama dari gangguan kecemasan adalah
kekhawatiran yang berlebihan, ketakutan atau kegelisahan.Ada berbagai jenis
gangguan kecemasan, seperti ketakutan yang tidak beralasan situasi, paling
sering disebut sebagai fobia, gangguan kecemasan umum, yang cenderung membuat
anak-anak khawatir berlebihan tentang hal-hal yang tidak realistis, serangan
panik, gangguan obsesif kompulsif, yang menyebabkan anak-anak mengulangi pola
pikiran dan perilaku, seperti mencuci tangan, dan gangguan stres pasca-trauma,
yang biasanya terjadi pada anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis dalam
hidup. Gangguan stres pasca-trauma menyebabkan kilas balik yang menyakitkan dan
menakutkan dari peristiwa traumatik.
b. Depresi
parah Depresi adalah gangguan psikologis lain yang sangat umum pada anak-anak.
Depresi mempengaruhi emosi anak, membuat mereka merasa sedih atau tidak
berharga. Mereka mungkin kehilangan motivasi untuk kegiatan yang mereka gunakan
untuk sangat menikmati, dan mungkin memiliki perubahan nafsu makan dan pola
tidur. Mereka mungkin mulai melihat dunia sebagai tempat yang putus asa, dan
mereka tampaknya tidak peduli tentang apa pun. Semua gejala ini penting untuk
menyadari karena ketika mereka menggabungkan, seorang anak dapat mempertimbangkan
bunuh diri dan hidupnya mungkin dalam bahaya.
c. Bipolar
Disorder Gangguan bipolar sering terlihat pada gejala perubahan suasana hati
berlebihan yang tampaknya berubah dengan cepat dan pergi dari rendah ke tinggi
dengan cepat. Saat-saat perubahan suasana hati berlebihan kadang-kadang
dimoderatori oleh suasana hati biasa di antara, tapi selama periode suasana
hati yang intens, anak-anak mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti berbicara
non-stop, menunjukkan penilaian buruk dan tidak tampak membutuhkan sangat
banyak tidur. Jika tidak diobati tanpa obat, gangguan bipolar dapat menyebabkan
depresi berat.
d. Hiperaktif
Ini merupakan sebuah gangguan psikologi anak yang cukup sering terjadi. Seorang
anak akan mendapatkan sebuah gangguan perilaku dimana mereka cenderung bergerak
aktif bahkan super aktif di dalam rumah atau di lingkungan permainan bersama
dengan teman-temannya. Anak-anak yang hiperaktif bisa membahayakan
teman-temannya akibat perilaku yang terjadi secara spontan dan tanpa pikir
panjang.
e. Pemurung dan
penyendiri Ketika kita telah membahas mengenai anak-anak yang ceria bahkan
hiperaktif, ada pula anak yang berperilaku sebaliknya. Mereka sangat sulit
bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri. Anak-anak
seperti ini juga tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka tidak
bisa berkembang jika selalu dibiarkan.
Selain
itu, masalah psikologi pada anak berupa perilaku dalam kehidupan sehari-hari
antara lain sebagai berikut:
1. Anak suka
berbohong Kemungkinan besar anak berbohong disebabkan oleh karena orang tua
acap kali melarang anak untuk mengatakan atau menceritakan sesuatu peristiwa
atau kejadian yang benar. Sebagai ilusterasi, "Jagad secara terus terang
mengatakan kepada ibunya bahwa ia pernah mencubit adiknya sampai menangis
meraung-raung." Mendengar pernyataan ini Ibunya langsung mencubit paha
Jagad bahkan menampar pihinya hingga memar memerah. Suatu ketika Jagad marah
pada adiknya karena mengganggu saat ia sedang belajar, ibunya datang, hati
Jagad masih bergolak menahan rasa marahnya, akan tetapi Jagad mengatakan pada
ibunya itu, bahwa ia sangat menyayangi adiknya.
Mendengar
penuturan ini ibunya langsung merangkul Jagad dengan mencium pipinya dan
mengusap-usap kepalanya.Dari contoh ilusterasi di atas dapat kita tarik
kesimpulan, bahwa berbicara benar membuat seorang anak , mendapat perlakuan
yang kurang menyenangkan, merasakan kesakitan, dicubit dan ditampar oleh
ibunya, sedangkan dengan berbohong mengatakan yang bukan sebenarnya mendapatkan
sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman itu mengajarkan kepada anak bahwa ibu
lebih menyukai kepada anaknya yang berbohong.
Hal seperti inilah yang acap kali dikeluhkan
oleh seorang ibu karena anak-anaknya sering berbohong. Orang tua terutama
seorang ibu sering kali menyalahkan anak-anaknya yang sering kali berbohong.
Padahal secara tak disadarinya, kelakuan dan sikap anak untuk berbicara bohong
itu akibat dari prilaku dan tindakannya sendiri dalam menyikapi suatu kejadian
di dalam keluarga berkait dengan anak-anaknya.
Dan berbicara bohong dari anak-anaknya
tersebut merupakan hasil dari didikkannya sendiri. Solusi:Berkait dengan
masalah tersebut di atas, jika orang tua menginginkan anak-anaknya bersikap
jujur, dan tidak berbohong, maka seyogyanyalah harus bersedia untuk mendengarkan
suatu kebenaran baik kebenaran itu terasa manis atau pahit, baik ataupun buruk
yang dinyatakan oleh seorang anak. Jangan sampai anak merasa takut untuk
mengungkapkan segala isi hatinya.
2. Anak suka
berkelahi Berdasarkan studi Gentile dan Bushman mengatakan, ada enam faktor
yang dapat menyebabkan anak menjadi pengganggu atau bullying terhadap temannya.
“Ketika semua faktor-faktor risiko dialami oleh anak-anak, risiko agresi dan
perilaku intimidasi akan tinggi. 1-2 faktor risiko bukanlah masalah besar bagi
anak-anak, tetapi orangtua masih membutuhkan bantuan untuk mengatasi,” kata
Gentile. Solusi: memberi teguran dan nasihat yang baik. Ini termasuk metode
pendidikan yang sangat baik dan bermanfaat untuk meluruskan kesalahan anak.[2]
3. Anak suka
mencuri Kadang-kadang orang tua merasa terkejut dan bingung sewaktu pertama
kali mengetahui anaknya mencuri.Orang tua lantas mungkin berpikir bahwa ini
merupakan hal yang wajar dalam perkembangan anak.Anggapan ini tentu saja tidak
benar.Jadi, sekecil apa pun pencurian yang dilakukan anak, orang tua harus
melarang dan menghentikannya.Boleh dikata hal ini kerap kali terjadi, terutama
dalam keluarga yang memiliki anak berusia empat sampai tujuh tahun. Pada usia
ini anak cenderung untuk mengambil apa yang bukan haknya. Sebenarnya, perbuatan
mencuri yang dilakukan anak-anak balita bukanlah tingkah laku yang menyimpang.
Tetapi bila orang tua tidak menanganinya
dengan benar, tingkah laku yang tidak berbahaya itu dapat mengarah menjadi
perbuatan yang berakibat lebih jauh.Mencuri di kalangan anak-anak balita sering
terjadi. Ini disebabkan karena mereka belum mempunyai konsep kemilikan.
Anak-anak belum mempunyai batas yang tegas antara milik sendiri dan milik orang
lain. Bila mereka melihat sesuatu yang disukainya, mereka akan mengam-bilnya.
Bagi mereka seolah berlaku prinsip: “Aku lihat, aku suka, aku mau, aku ambil.
Anak kecil belum mengerti bahwa dengan mengambil benda yang dinginkan tanpa
izin si pemilik, ia melanggar hak milik teman tersebut dan akan merugikan si
teman itu. Pada umumnya, orangtua pasti akan merasa kaget, kecewa, dan malu
bila mengetahui bahwa anak mereka telah mencuri sesuatu milik orang lain.
Namun, janganlah orangtua bertindak
tergesa-gesa, langsung marah-marah kepada anak, apalagi menghukumnya dengan
cara yang berlebihan. Sebab, tidak semua anak mencuri karena niat yang sudah
direncanakan. Solusi dari permasalahan anak yang suka mencuri antara lain:
a.
Mendidiknya dalam kebenaran. Bimbinglah anak dengan ajaran Agama, tingkatkan
keimanan dengan mengajak anak melakukan kegiatan ibadah bersama keluarga dan
berilah pengertian dengan penuh kasih sayang.
b.
Memasukkan konsep nilai yang benar. Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik
perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya".
Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas
atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Masalah
atau gangguan psikologi pada anak meliputi perubahan emosi, fungsi fisik,
perilaku dan kinerja mental. Berikut ini adalah masalah atau gangguan psikologi
pada anak pada fungsi fisik dan kinerja mental:
1. ADHD ( attention deficit
hyperactivity disorder)
2. Autisme
3. Sindrom Asperger
4. Retardasi Mental
Berikut ini adalah Problem atau gangguan
psikologi pada anak pada perubahan emosi:
1. Gangguan Kecemasan
2. Depresi parah
3. Bipolar Disorder
4. Hiperaktif
5.
Pemurung dan Penyendiri
Berikut
ini adalah masalah psikologi anak pada perilakunya:
1. Anak suka berbohong
2. Anak suka berkelahi
3. Anak suka mencuri
Pendekatan-pendekatan digunakan dalam layanan bimbingan
B. Saran
Sebagai penyusun, kami merasa masih
ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik
dan saran dari pembaca. Agar kami dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Taufiq,
Muhammad Izzudin. Psikologi Islam, Jakarta : Gema Insani.2006
Desmita.
Psikologi Perkembangan, Bandung : Remaja Rosdakarya.2006.
Mubin
& Ani Cahyadi. Psikologi Perkembangan. Cet. I. Jakarta: PT.
Ciputat Press. 2006
Assalamu'alaikum Mr. Joni, Terimakasih atas Makalahnya Semoga Alloh SWT Meridhoimu dan Sukses selalu Aamin...
BalasHapuswaalaikumussalam wr.wb, iya mas hadziq terimakasih juga dan semoga Allah Swt juga meridhoimu dan juga selalu sukses ,, hhmm aamiin..
Hapusinsyaallah bisa, tapi mas hadziq juga harus sedikit ada dan membaca dari buku lain sehingga mas bisa menyempurnakan lagi makalah problem psikologi anak ini ,,
BalasHapusOk,,,, So Pasti... Saya tamabahkan, tapi tidak secemerlang Mr.Joni tambahannya.
Hapusiya terimakasih mas haziq,,,
Hapus