LOGIKA
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
”Filsafat Ilmu
dan Logika”
Dosen Pembimbing:
Sumianti, S.Sos,
MM
Di susun Oleh:
1.
Azzam
2.
bahtiar
3.
joni
4.
salisa
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( PAI ) II B
2015
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Filsafat
Ilmu dan Logika. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Filsafat
Ilmu dan Logika.
Kami
menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari segala pihak. karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Sumianti, S.Sos, MM selaku Dosen mata kuliah Program Studi Filsafat Ilmu dan
Logika, dan kepada teman-teman yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga
makalah yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Batam, 28 April 2015
Kelompok I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 4
B. Rumusan masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Logika....................................................................................... 6
B. Macam-macam Logika................................................................................ 7
C. Hal-hal yang Di Perhatikan Dalam Berpikir Logika................................... 8
D. Kegunaan Logika....................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 16
B. Saran.......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam bahasa sehari-hari kita sering
mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis, argumentasinya logis, kabar
itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan tidak logis
adalah sebaliknya.
Ilmu kita pelajari karena bermanfaat yang hendak kita ambil, lalu
apakah manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan
informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu
science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika.
Sebagai suatu ilmu yang mempelajari
metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul
dari penalaran yang salah, logika lahir dari pemikir-pemikir Yunani yaitu
Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Dalam perkembangannya, logika telah
menarik minat dan dipelajari secara luas oleh para filosof. Logika juga menarik
minat filosof-filosof muslim sehingga menjadi pembahasan yang menarik dalam
masalah agama.
Logika tidak mempelajari cara
berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat
dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara
serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari
segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan
hukum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir
benar.
Banyak permasalah dihadapan kita yang
dapat kita cari solusinya dengan cara menggunakan logika. Tetapi tidak semua
masalah dapat kita selesaikan dengan menggunakan logika. Dengan demikian kami menggangkat
logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi
bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.
B.
RUMUSAN MASLAH
1.
Apa Pengertian Logika
?
2.
Apa saja macam-macam
Logika ?
3.
Apa saja Hal-hal yang Di Perhatikan Dalam Berpikir Logika ?
4.
Bagaimana Kegunaan Logika ?
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Untuk Mengetahui
Pengertian Logika.
2.
Untuk Mengetahui
Macam-macam Logika.
3.
Untuk Mengetahui Hal-hal yang Di Perhatikan
Dalam Berpikir Logika.
4.
Untuk Mengetahui
Kegunaan Logika.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Logika
Logika berasal dari kata Yunani Kuno
yaitu (Logos)
yang artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan
atau alat untuk berpikir lurus.[1]
Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin:logika scientia) yaitu
logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu logika
(ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus, tepat dan
teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui dan
kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan
kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga
diartikan dengan masuk akal.[2]
Oleh karena itu logika terkait erat dengan hal-hal seperti pengertian, putusan,
penyimpulan, silogisme.
Logika sebagai ilmu pengetahuan
dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran)
dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi
ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada
pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang
telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.
Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk
menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika
disebut dengan filsafat yang praktis.Dalam proses pemikiran, terjadi
pertimbamgan, menguraikan, membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu
dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang
berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya.
Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan
hukum-
hukum serta aturan yang sudah
ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan tersebut dapat
menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir.
Menurut defenisi logika, logika ialah ilmu tentang
pedoman ( peraturan ) yang dapat menegakkan pikiran dan menunjukkan kepada
kebenaran dalam lapangan yang tidak bisa dijamin kebenarannya.
Tidak hanya de facto , menurut kenyataannya kita
sering berfikir, secara de jure. Berpikir tidak dapat dijalankan semau-maunya.
Realitas begtu banyak jenis dan macamnya, maka berpikir membutuhkan jenis-jenis
pemikiran yang sesuai. Pikiran diikat oleh hakikat dan struktur tertentu,
hingga kini belum seluruhnya terungkap. Pikiran kita tunduk kepada hokum-hukum
tertentu.
Memang sebagai perlengkapan ontologisme, pikiran kita
dapat bekerja secara spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsi dengan
baik, lebih-lebih dalam hal yang biasa, sederhana, dan jelas. Namun, Tidak
demikianlah halnya apabila menghadapi bahan yang sulit, berliku-liku dan
apabila harus mengadakan pemikiran yang panjang dan sulit sebelum mencapai
kesimpulan.
Dalam situasi seperti ini dibutuhkan adanya yang
formal, pengertian yang sdara akan hokum-hukum pikiran beserta mekanismenya
secara eksplisit. Maksudnya hokum-hukum pikiran beserta mekanisme dapat digunakan
secara sadar dalam mengontrol perjalanan pikiran yang sulit dan panjang itu.
- Macam-macam Logika
Dalam
filsafat logika terdapat didalamnya banyak sekali materi yang disajikan.
Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri terdapat juga macam-macamnya yaitu :
1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang
berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar,
yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang
mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat
disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni.
2. Logika Ilmiah
Logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang
merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat,
lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan
untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari
logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal
budi.
- Hal-hal yang Di Perhatikan Dalam Berpikir Logika.
Dalam berpikir logika digunakan untuk berpikir baik,
yakni berpikir benar, logis dan dialektis, juga dibutuhkan kondisi-kondisi
tertentu.[3]
Untuk itu di Dalam berpikir logika ada juga hal-hal yang harus diperhatikan
diantaranya tiga hal yakni:
1.
Aturan Cara Berpikir yang Benar.
Kondisi adalah
hal-hal yang harus ada supaya sesuatu dapat terwujud, dapat terlaksana. Untuk
berpikir baik, yakni berpikir benar, logis dialektis, juga dibutuhkan
kondisi-kondisi tertentu:
a.
Mencintai kebenaran.
Sikap ini sangat fundamental untuk berpikir
yang baik, sebab sikap ini senantiasa menggerakkan si pemikir untuk mencari,
mengusut,meningkatkan mutu penalarannya, dan menggerakkan si pemikir untuk
senantiasa mewaspadai ruh-ruh yang akan menyeleweng dari yang benar. Misalnya
menyederhanakan kenyataan, menyempitkan cakrawala, berpikir terkotak-kotak dan
sebagainya.
Cinta terhadap kebenaran diwujudkan dalam
kerajinan serta diwujudkan dalam kejujuran, yakni diposisi atau sikap kejiwaan
yang selalu siap sedia menerima kebenaran meskipun berlawanan dengan prasangka
dan keinginan atau kecendrungan prbadi atau golongannya.
Dengan hal tersebut sebaiknya kita
mewaspadai kecendrungan manusia untuk selalu siap sedia menerima sesuatu
sebagai benarhal yang dikehendakinya sebag benar. Sehingga kewajiban mencari
kebenaran adalah tuntutan intrinsic manusia untuk merealisasikan manusia menurut
tuntutan keluhuran keinsaniannya. Oleh karena itu, banyak menyebabkan
kesenjangan penyempitan perspektif, hakikatnya tidak sesuai dengan keluhuran
insani. Hak mencari kebenaran mencakup juga kewajiban patuh kepada
kebenaran-kebenaran yang ditemukan oleh orang lain.
b.
Ketahuilah apa yang sedang anda kerjakan.
Kegiatan yang sedng dikerjakan adalah kegiatan
berpikir. Suruh aktivitas intelek kita adalah suatu usaha terus menerus
mengejar kebenaran yang diselingi dengan diperolehnya pengetahuan tentang
kebenaran tetapi parsial sifatnya. Seandainya saja intelek kita intuitif, pada
setiap langkah, kita dapat melhat kebenaran secara langsung tanpa terlebih
dahulu memburunya melelui proses yang berbelit-belit dan banyak seluk-beluknya.
Pada taraf hidup kita didunia ini, sifat intelek kita diskursif, dan hanya
dalam beberapa hal agak sedikit intuitif. Karena untuk mencapai kebenaran, kita
harus bergerak melalui berbagai macam langkah dan kegiatan. Oleh karena itu penting
bagi kita untuk mengetahui betul semuanya itu supaya dapat melaksanakannya dengan
tepat dan seksama.
c.
Ketahuilah apa yang sedang anda katakan.
Pikiran diungkapkan kedalam kata-kata.
Kecermatan pikiran terungkap kedalam kecermatan kata-kata. Karenanya kecermatan
ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuat yang tidak boleh ditawar lagi.
Kita semua perlu menguasai ungkapan pikiran kedalam kata tersebut, baik yang
eksplisit maupun yang implisit. Sehingga kita harus mengetahui dengan betul dan
seksama mengenai isi (Komprehensif), lingkungan( ekstensi),arti fungsional
(suposisi), dan istilah (term) yang digunakan. Karena itu istilah merupakan
unsur penalaran.
Untuk itu waspadalah terhadap term-term
(ekuivokal) yaitu bentuk sama tetapi artinya berbeda, (analogis) yaitu bentuk
sama, tetapi arti sebagian sama sebagian
berbeda. Untuk itu perlu selalu diperhatikan ampliasi (pembesaran suposisi),
dan apelasi ( pembatasan suposisi). Senantiasa kejarlah univokalitas (kesamaan
bentuk , kesamaan arti) dari term-term yyang dipakai.
d.
Buatlah distingsi dan pembagian
yang semestinya.
Jika ada dua hal yang tidak mempunyai bentuk
yang sama, hal itu jelas berbeda Tetapi banyak kejadian dimana dua hal atau
lebih mempunyai bentuk yang sama, namun tidk identic. Disinilah perlunya dibuat
suatu distingsi, yaitu suatu pembedaan.
Dan juga perlu diadakan pembagian. Jika
membuat pembagian, peganglah suatu prinsip pembagian yang sama, jangan sampai
anda menjumlahkan bagian atau aspek dari suatu realitas begitu saja tanpa
berpegang pada suatu prinsip pembagian yang sama. Sehingga dapat menimbulkan
resiko yaitu akan timbulya pikian yang kacau-balau. Oleh karena itu kita jangan
pernah mencampuradukkan sesuatu dengan menggelapkan sesuatu.
e.
Cintailah defenisi yang tepat.
Penggunaan bahasa sebagai ungkapan sesuatu kemungkinan
tidak ditangkap sebagaimana yang akan diungkapkan atau sebagaimana yang
dimaksudkan. Oleh karena itu jangan segan mebuat defenisi. Defenisi harus
diburu hingga tertangkap. Defenisi artinya pembatasan, yakni membuat jelas
batasan-batasan sesuatu. Harus dihindari kalimat-kalimat dan uraian-uraian yang
gelap , tidak terang strukturnya, dan tidak jelas artinya . Cintailah cara
berpikir yang terang, jelas, dan tajam membeda-bedakan, hingga terang yang
dimaksud.
f.
Ketahuilah mengapa anda menyimpulan begini atau begitu
Ketahuilah mengapa kita berkata begini dan begitu.
sebenarnya kita harus bisa dan biasa melihat asumsi-asumsi,
implikasi-implikasi, dan konsekuen-konsekuensi dari suatu penuturan ,
pernyataan, atau kesimpulan yang kita buat. Sering terjadi banyak orang yang
tidak tahu apa yang mereka katakan dan mengapa mereka berkata menyatakan
begitu. Jika bahan yang ada tidak ada atau kurang cukup menarik kesimpulan,
hendaknya orang-orang menahan diri untuk tidak membuat kesimpulan atau membuat
pembatasan-pembatasan dalam kesimpulan.
g.
Hindari kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan tenaga, serta sangguplah mengenali jenis, macam, dan
nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran.
Dalam belajar logika ilmiah kita tidak hanya
ingin tahu tentang hokum-hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk pikiran sekedar
untuk tahu saja, kita juga harus mengetahui yang lain diantaranya yaitu :
1)
Dalam praktik, yaitu berpikir sesuai dengan hokum, prinsip, bentuk
berpikir yang betul, tanpa mengabaikan dialektika, yakni proses perubahan
keadaan. Jika dengan berjalan dengan secara logis orang dapat kehilangan
pandangan yang semestinya dan luas, dan dapat kehilangan pandangan yang
meliputi seuruh sasarannya. Logika jangan dijadikan mekanik, dan mengembangkan
kesanggupan untuk mengadakn evaluasi penilaian terhadap pemikiran orang lain
serta sanggup menunjukkan kesalahannya. logika ilmiah melengkapi dan megantar
kita untuk menjadi cakap dan sanggup berpikir kritis , yakni berpikir secara
menentukan karena menguasai ketentuan-ketentuan berpikir yang baik.
2)
Selanjutnya sanggup mengenali jenis-jenis, macam-macam, nama-nam,
sebab-sebab kesalahan pemikiran, dan sanggup menghindari, juga menjelaskan
segala bentuk dan sebab kesalahan dengan semestinya.
2.
Klasifikasi.
Sebuah konsep
klasifikasi, seperti panas dan dingin, hanyalah menempatkan objek tertentu
dalam sebuah kelas. Suatu konsep perbandingan, seperti lebih panas atau lebih
dingin, hal ini mengemukakan hubungan mengenai objek tersebut dalam norma yang
mencakup pengertian yang lebih atau kurang, dibandingkan objek lain. jauh
sebelum ilmu mengembangkan temperature yang dapat diukur. Objek ini lebih panas
dibandingkan dengan objek itu.
Konsep seperti
ini mempunyai kegunaan yang sangat banyak contohnya pelamar pekerja yang
terdiri dari 30 orang persyaratan telah ditentukan. Dari contoh ini ahli
psikologi umpamanya dapat memutuskan bahwa ilmu orang dari pelamar mempunyai
imajinasi yang baik. Sepuluh orang mempunyai imajinasi yang agak rendah, dan
yang lainnya mempunyai imajinasi yang bisa dikatakan tak tergolong baik atau
rendah. Konsep ini dapat kita gunakan sebagi perbandingan.
Kita dapat
mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai imajinasi yang baik adalah lebih baik
dibandingkan mereka yang mempunyai imajinasi yang buruk. Walaupun begitu andai
kata ahli psikologi mengembangkan suatu metode perbandingan yang mampu
menempatkan ketiga puluh orang tersebut dalam suatu urutan berdasarkan
kemampuannya masing-masing, kita akan lebih mengetahui secara lebih baik banyak
lagi tentang mereka dibandingkan dengan pengetahuan yang berdasarkan
klasifikasi kuat, lemah, dan sedang.
Kita tak boleh
mengecilkan kegunaan konsep klasifikasi terutama pada bidang-bidang dimana
metode keilmuan dan metode kuantitatif belum berkembang. Sekarang psikologi
telah mempergunakan metode kuantitatif secara lebih sering, namun masih
terdapat daerah-daerah dalam psikologi dimana konsep perbandingan yang bisa
diterapkan.
3.
Aturan Defenisi
Defenisi secara etimologi adalah suatu usaha
untuk memberi batasan terhadap sesuatu yang dikehendaki seseornag untuk
memindahkannya kepada orang lain. Dengan kata lain, menjelaskan materi yang
memungkinkan cendekiawan untuk membahas tentang hakikatnya.
Defenisi mempunyai peranan penting dalam
pembahasan yang berkaitan dengan penjelasan tashawwurat dan pembatasan makna
lafadz mufradah, dan disegi lain terkait dengan pembahasan tashdiqat dan lafadz
murakkab.
Sedangkan pengertian defenisi secara
terminology adala sesuatu yang menguraikan makna lafadz kulli yang menjelaskan
karakterirtik khusus pada diri individu. Penulis memberi pengertian defenisi
sebagai pengurai makna lafadz kulli karena lafadz juz’I tidak mempunyai
pengertian terminology dengan adanya perubahan karakteristik yang konsisten
yang menyertainya.
Defenissi yang baik adalah jami’ wa mani (
menyeluruh dan membatasi ). hal ini sejalan dengan kata defenisi itu sendiri,
yaitu membatasi. Salah satu contoh yang sering diungkapkan adalah manusia
adalah binatang yang berakal. Binatang adalah genus sedangkan berakal adalah
differensia, pembeda utama manusia dengan makhluk-makhluk lain . Jadi, defenisi
yang valid dalam logika perlu batasan yang jelas antara objek-objek yang
didefenisikan.
- Kegunaan Logika
Logika membantu manusia berpikir
lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan
diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari
berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik
manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam
segala suasana dan tempat.[4] Selain
hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah
mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali
pemakaiannya dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama dipakai
oleh suatu ilmu.
Selain
itu logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian yang
cermat, lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang diformalkan untuk keperluan
penalaran yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang
rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan ternyata juga mempunyai penerapan.
Misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik, yang
tidak bersangkutan dengan argumen.
Pengertian ilmu logika secara umum adalah ilmu yang
mempelajari aturan-aturan berpikir benar. Jadi dalam logika kita mempelajari
bagaimana sistematika atau aturan-aturan berpikir benar. Subjek inti ilmu
logika adalah definisi dan argumentasi, yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk silogisme.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logika berasal dari kata Yunani Kuno
yaitu (Logos)
yang artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek
materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek
formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.
Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan
baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui
(Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.
Dalam
filsafat logika terdapat juga didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan.
Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan
menjadi dua yaitu : logika Alamiah dan logika ilmiah. Dan Di Dalam berpikir logika ada juga hal-hal yang harus
diperhatikan diantaranya tiga hal yakni: Aturan Cara Berpikir yang Benar,
Klasifikasi, Aturan Defenisi.
Dan Logika mepunyai
beberapa kegunaan diantaranya yaitu membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur
untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan, Dan untuk keperluan penalaran yang betul
tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu
bidang ilmu dan juga mempunyai penerapan.
B. Saran
Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari
pembaca. Agar kami dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Ilmu Filsafat. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2004.
Poespropojo, W. Logika Scientifika “Pengantar Dialektika
dan Ilmu”. Bandung: Pustaka
Grafika. 1999.
Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat. Jakarta:
Bulan Bintang. 1990.
Bagai anda yang membutuhkan penghasilan pasif..
BalasHapusSilahkan rekomodasikan pada teman-teman anda di website kami http://titipdana.com ..
Dapatkan 2% dari setiap invetasi teman anda, oppp jangan lupa daftar terlebih dahulu....
maksudnya ????
Hapuswowww terbaik :G
BalasHapusTerimakasih , mohon perbaikan pada makalah serta tambahan sehingga lebih sempurna ,,,,,
Hapus