PERMAINAN
KANAK-KANAK
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
”Psikologi
Perkembangan”
Dosen Mata
Kuliah:
Nurmanisma Hsb,
M.Pd.I
Di susun Oleh:
Joni
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( PAI) IIB
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi
Perkembangan yang insyaallah tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan.
Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan
untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Batam , 16
MAaret 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 4
B. Rumusan masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Permainan Kanak-kanak
1. Teori
Katarsis dari Aliran Psikologi......................................................... 5
2. Permainan Gerak atau Permainan Fungsi................................................7
3. Permainan
Bentuk................................................................................... 10
4. Permainan
Fantasi Dan Peranan..............................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kanak-kanak awal atau bisa disebut juga masa prasekolah merupakan
fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki
kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam
buwang air dan mengenal beberapa hal yang di anggap berbahaya atau mencelakakan
dirinya. Memberikan gambaran singkat tentang perkembangan fisik, motorik,
bicara, emosi, sosial, dan bermain pada awal masa kanak-kanak dan membandingkan
perkembangan bidang-bidang ini dengan perkembangan yang berkembang pada masa
bayi.
Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat
disayangkan jika Kita tidak tahu Psikolgi perkembangan terhadap permainan kanak-kanak itu hal ini akan dibahas Teori Katarsis dari Aliran Psikologi, Permainan Gerak atau Permainan Fungsi, Permainan
Bentuk, Permainan Fantasi Dan Peranan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud Teori Katarsis dari Aliran
Psikologi ?
2. Bagaimana Permainan Gerak atau Permainan Fungsi ?
3. Bagaimana Permainan Bentuk ?
4.
Permainan Fantasi Dan Peranan ?
C.
Tujuan Pembelajaran
1. Untuk
mengetahui yang dimaksud Teori Katarsis
dari Aliran Psikologi.
2. Untuk mengetahui Permainan Gerak atau Permainan Fungsi.
3. Untuk mengetahui Permainan Bentuk.
4. Permainan Fantasi Dan
Peranan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERMAINAN KANAK-KANAK
1.
TEORI KATARSIS DARI ALIRAN PSIKOLOGI
Psikologi disini merupakan salah satu aliran psikologi
modern tidak mau ketinggalan diadakan memasalahkan permainan. Sigmund freud menurutnya psikologi ini ialah
bahwa hidup manusia berfundamen pada nafsu yyang disebut libido, dan terutama
libido seksualis. jiwa manusia terdiri dari lapisan pokok yaitu:
a). Lapisan
tidak sadar bagian yang terbesar.
b). Laisan
kesadaran yaitu merupakan bagian yang terletak diatas lapisan tidak sadar.[1]
Selain itu ada suatu lapisan yang terdiri nafsu-nafsu
atau libido yang tidak dapat terpengaruhi dan ditekan kedalam lapisan tidak
sadar, dan disebut komplek terdesak yang
mempengaruhi hidup orang. maksudnya kompleks terdesak ini selalu ingin keluar
dan harus disalurkan dengan saluran yang baik. oleh karena itu permainan
merupakan alat penyalur yang baik bagi kompleks-kompleks terdesak, sehingga
tension jia menjadi bersih dan merasa puas.
Alfred Adler berpendapat bahwa dalam psikologi alirannya disebut psiko individual bahwa
fundamen hidup manusia hidup berkuasa. Nafsu berkuasa itu disalurkan dalam
bermain, dan dalam bermain itu nafsu berkuasa memegang peran penting. hal ini
tampak memberikan dorongan-dorongan kepada si pemain untuk memperoleh
kemenangan dan menimbulkan rasa senang dan puas sehingga dapat menghilangkan
rasa rendah diri.
Menurut psikologi dalam permaianan menjadi pembersih,
katarsis dari pada kompleks-kompleks atau nafsu-nafsu yang terpendam ataupun
yang paling menonjol. Memang tak dapat disangkal lagi sebagian kebenaran teori
katarsis, sebab ada orang yang merasa bunek , merasa tertutup pikirannya, dan
dengan bermain maka tencion psychis tadi dapat hilang.
Sebutan
yang Digunakan Para Ahli Psikologi Salah satu
sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa dimana anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial
yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka
masuk kelas satu.[2] Karena perkembangan utama yang
terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan
pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi melebelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia
menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui
keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan
bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu cara yang umum
dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya : jadi periode ini sering disebut usia
bertanya.
Anak atau manusia itu sendiri adalah makhluk yang
biososial. sungguh jelas bahwa permainan
anak-anak itu merupakan salah satu fase daripada pertumbuhan dan perkembangan
anak. sebagian waktu dan energy anak-anak untuk bermain. dalam hidup anak-anak
terdapat dasar dari dalam dirinya yaitu :
- Dasar bologis, otot-otot dan anggota-anggota badan memerlukan gerak, sebab tanpa gerak manusia tidak akan hidup. pada bayi gerakan-gerakannya masih sederhana jadi untuk melatihnya seperti melatih pancaindranya.
- Dasar psikologis, dasar ini jelas menunjukkan bahwa pada saat permainan menimbulkan rasa senang dan puas. Tidak ada anak yang bermain yang bersedih.
- Dasar sosiokultural, masa bayi dan anak-anak adalah masa asuhan yang vital. salah satu alat untuk mengasuh bayi dan anak-anak ialah dengan memberikan permainan atau menyuruh anak-anak bermain.
Orang dewasa sengaja memberikan permainan, melatih
bermain, menyuruh bermain, membelikan alat-alat permainan seperlunya, supaya
bayi atau anak-anak mau dan senang bermain. Oleh karena itu beban si pengasuh
menjadi sedikit, ibu rumah tangga bisa menjadi ringan.
Karena permaianan anak-anak bersifat universal,
penulis mengatakan sebagai kebudayaan, kebudayaaan anak-anak. dengan majunya
sistem pendidikan. permainan menjadi salah satu alat pendidikan. bersifat
kultural dan diingini masyarakat. dengan
hal tersebut hubungan social antar anak saling menyatu dan dengan adanya
interaksi-interaksi.
2.
PERMAINAN GERAK ATAU PERMAINAN FUNGSI
Hal ini jelas dengan sendirinya dari nama permainan.
jenis pertama ini, yaitu berupa gerakan-gerakan untuk melatih fungsi dari pada
alat-alat tubuh. kita boleh kembali kepada bayi yang baru lahir. boleh
dikatakan neonates itu belum dapat hubungan rohani dan dunia luar. satu-satunya
kesadaran yang telah ada ialah bahwa situasi sekelilingnya berubah, dari
situasi kandungan yang serba hangat menyenangkan kesituasi diluar kandunga
dengan serbaneka keadaan. ia masih hidup tertutup dalam dirinya sendiri, hampir
kira-kira 90% hari ia dalam keadaan tidur atau setengah tidur. waktu terjaga
yag amat pendek itu dipakai oleh ibu untuk memberikan makan ( air susu ibu ).
mandi dan pakaian.
Tidur adalah keadaan rohani yang istirahat. kesadaran
berhenti, mata tertutup dan tidak berkejap. sedang fungsi-fungsi tubuh yang
bebas bernapas, peredaran darah, oksidasi dalam otot, dan sebagainya masih
berjalan biasa. Menurut penyelidikan para ahli jumlah waktu tidur pada neonates
ialah besar dengan jangka waktu yang pendek, kira-kira selama tiga jam. semakin
bertambah umur anak itu semakin pendek jumlah waktu tidur anak tersebut, tetapi
jangka waktu berambah lama. Neonatus kira-kira tidur selama 20 jam dalam satu
harinya. bayi yang sedang tidur semakin kurang reaktivitasnya. Reaksi-reaksi
neonates ialah reaksi negative dan positif.
Mengapa neonates banyak tidur , karena
kemampuan-kemampuan masih sangat lemah dan harus belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru waktu tidur itu perlu untuk pertumbuhan dan adaptasi fisiknya.
gerakan-gerakan motorik yang ada bersifat sponton, uuntuk melatih panca
indranya. Neonatus sedikit kegiatan-kegiatannya terlahirkan. mendapat sebutan
si penidur.
Setelah bayi berumur tiga bulan, terjadilah
perubahan-perubahan besar. dari si penidur yang pasif menjadilah makhluk yang
aktif , banyak bergerak. ia tidak banyak tidur lagi, ia mulai menyenangi dunia
luarnya. Apa yang tampak dipandangnya : ia mencari sesuatu bila mendengar suara
misalnya yang di ucap seorang ibu. hal itulah juga mampu melatih panca
indaranya.
Kemudian bulan-bulan kelima dan ke-enam, tampaklah
perubahan-perubahan yang baru lagi. Waktu untuk tidur sudah mulai kurang
kira-kira tinggal 12 jam seharinya. Gerakan-gerakan motoris tangan yang semula
tidak bertujuan, sekarang menjadi gerak menangkap Anak senang melihat dan menggerak-gerakkan
tangannya. merekam-rekam, membuka, menutup, menjulur dan seterusnya.
Mula-muala gerakan-gerakan menangkap permainan tidak
tepat. Akan tetapi anak terus berlatih, sehingga ia menangkap benda-benda yang
dipegangnya, dipandang : anggota badannya (tangan lain , jari kaki)
permainannya (yang digantungkan), botol susu, muka dan rambut ibunya, jika
mungkin akan dibawa kemulutnya, tangan dan mulut adalah suatu alat pengamalan
yang utama pada masa ini . hal ini berlaku agak lama, ia diberi predikat
sebagai penangkap.
Perubahan-perubahan
lain yang tampak ialah bahwa sekarang mulai ada gerakan-gerakan menolak,
misalnya bila ia mau dimandikan oleh ibu,tangannya mengelakkan tangan ibunya,
seolah-olah dia mau lari. hal ini menunjukkan bahwa ia seakan-akan sudah bisa
membela diri dengan aktifnya. Bajunya yang akan digantinya, ditariknya lagi
kaut-kuat.
Umpamanya dua orang bayi yang sebaya berdekatan,
anehnya bila yang satu menangis, satunya juga ikut menangis. mereka muulai
pandang memandang dengan penuh perhatian. permainanpun tampak pula. Misalnya
yang satu memegang bola yang lain, yang lain memukul dengan gelangg-gelangnya sebagai
pembalasan, sehingga bisa berebutan permainan, bermusuh-musuhan. yang satu akan
merampas permainan yang lain dan bayi yang
lemahpun akan kalah.
Anak dapat merangkak dan duduk sendiri, dunianya
menjadi luas. Dia meronta-ronta tidak mau lagi bermain didalam keranjangnya,
dia ingin keluar , lantai menjadi lapangan bermain yang disukanya, apa saja
yang didapatinya meraba, memandang, memegang dan dibawa kemulutnya.
Benda-benda yang dapat dipegangnya, diguncangkan,
dipukul, dilempa, diambil lagi, direkam, dibanting-banting, disobek, diputus
dan sebagainya. Perbuatan-perbuatan semacam itu dilakukan berulang kali. Akan
tetapi sianak merasa senangdengan mengulang-ngulang dengan gerakannya, tidak
bosan-bosan , dalam hal ini anak dapat melatih diri berbagai gerakan untuk
mendapatkan pengalaman-pengalaman dan melatih fungsi alat tubuhnya. dengan
bermain dia tahu kertas dapat hancur, kayu dapat patah, piring dapat pecah dan
sebagainya. Dia bermain sampai letih dilantai kian kemari dengan merangkak, dan
disebutlah si perangkak.
Pada umur 2-3 bulan dorongan meniru pada bayi mulai
tampak. Diperagakan meniru, artinya mengulang gerakan-gerakan, karena anak
sudah dapat menuju dengan merangkak, jadi mengulang gerakan dengan mahir.
Ulangan-ulangan gerakan terjadi karena anak senang meniru. Apalagi anak sudah
dapat berbicara, dia senang sekali menirukan dan mengulang suara-suara, sampai
orang lain bising mendengarnya. meraba ia sangat senang . suara-suara pun
menjadi alat bermain. Setelah anak itu pandai berjalan dan berlari pada umur
3-4 tahun dia mulai senang bermain dengan teman-teman sebayanya.
3.
PERMAINAN BENTUK
Permainan bentuk, yaitu permainan yang dilakukan
dengan membuat bentuk-bentuk atau bangun-bangun yang dikehendaki anak-anak
dengan bahan-bahan yang ada. Misalnya, degan pasir atau tanah lembut, dia
membuat gunung-gunung atau sungai-sungai, terowong-terowongan. Anak-anak
perempuan bermain membuat boneka, membuat payung dan lain-lain.
4.
PERMAINAN FANTASI DAN PERANAN
Dalam jenis permainan ini anak-anak berfantasi atau
mengekspresikan fantasinya kepada permainannya, dan memberi peran kepada
benda-benda, orang-orang dan teman-temannya bermain serta dirinya sendiri.
Dalam permainan ini contohnya , kursi yang dinaikinya
dikatakan mobil atau kuda. pelepah daun pisang disebut senapan, lalu dipotong-potong
di jadikan geranatnya. Daun-daun rontok dijadikan uang kertas. beling dijadikan
uang logam dalam pasaran. dalam hal ini semua permainan memberikan kemungkinan untuk
mengekspresikan fantasi anak dan memberikan peranan apa saja menurut keinginan
anak-anak
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Setelah
diurakain pokok permasalahan beserta analisisnya dalam tiga bab sebelumnya.
Perlu dikemukakan tentang beberapa hal berikut :
1.
Menurut psikologi dalam permaianan menjadi pembersih, katarsis dari pada
kompleks-kompleks atau nafsu-nafsu yang terpendam ataupun yang paling menonjol.
Memang tak dapat disangkal lagi sebagian kebenaran teori katarsis, sebab ada
orang yang merasa bunek , merasa tertutup pikirannya, dan dengan bermain maka tencion
psychis tadi dapat hilang.
2.
Dalam hidup anak-anak terdapat dasar dari dalam dirinya yaitu : 1) Dasar
bologis, otot-otot dan anggota-anggota badan memerlukan gerak, sebab tanpa
gerak manusia tidak akan hidup. pada bayi gerakan-gerakannya masih sederhana
jadi untuk melatihnya seperti melatih pancaindranya. 2) Dasar psikologis, dasar
ini jelas menunjukkan bahwa pada saat permainan menimbulkan rasa senang dan
puas. Tidak ada anak yang bermain yang bersedih. 3) Dasar sosiokultural, masa
bayi dan anak-anak adalah masa asuhan yang vital. salah satualat untuk
mengasuhbayi dan anak-anak ialah dengan memberikan permainan atau menyuruh
anak-anak bermain.
3.
Permainan bentuk Permainan bentuk, yaitu permainan yang dilakukan dengan
membuat bentuk-bentuk atau bangun-bangun yang dikehendaki anak-anak dengan
bahan-bahan yang ada.
4.
Permainan fantasi dan peranan dalam jenis permainan ini anak-anak
berfantasi atau mengekspresikan fantasinya kepada permainannya, dan memberi
peran kepada benda-benda, orang-orang dan teman-temannya bermain serta dirinya
sendiri.
B. Saran
Sebagai
penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar kami dapat
memperbaiki makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Diana ,Mutia. Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010
- Fudyartanta, Ki. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalamualaikum Wr.wb
Pesan Berkomentar :
1. Mohon berkomentar yang baik, yang bertujuan untuk memperbaiki dan
bersifat membangun.
2. Dilarang berkomentar untuk yang tidak baik di blog ini atau yang
bertentangan dengan hukum yang berlaku.