Sabtu, 19 September 2015

Makalah Konsepsi tentang perkembangan anak ( psikologi perkembanagan )



KONSEPSI TENTANG PERKEMBANGAN ANAK

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

”Psikologi Perkembangan”

Dosen Mata Kuliah:
Nurmanisma Hsb, M.Pd.I

Di susun Oleh:
                  Joni
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
          ( PAI) II B
     2015

 



KATA PENGANTAR


            Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi Perkembangan. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Kami menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari segala pihak. karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurmanisma Hsb, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Program Studi Psikologi Perkembangan, dan kepada teman-teman yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga makalah yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

                                                                               



                                                                                                              Batam, 9 Maret 2015



                                                                                   

              Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang.......................................................................................... 4
B.  Rumusan masalah...................................................................................... 5
C.  Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
           A. Konsepsi Tentang Perkembangan Anak
               1.  Pandangan Modern Terhadap Anak...................................................... 6
    2.  Pandangan Modern Terhadap Anak Menurut Anderson ...................... 10
              3.  Pandangan Modern Terhadap Unsur-unsur Fundamental pada Anak.... 13
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan................................................................................................ 14                              
B.  Saran.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
 



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
              Anak atau lebih tepat jika dikatakan anak didik, adalah merupakan obek pendidikan. Pendidikan berusaha membawa anak yang semula serba tak berdaya, hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri pada orang lain, ketingkat dewasa. Suatu keadaan dimana anak berdiri sendiri tidak menggantungkan diri kepada orang lain, dan bertanggung jawab kepada dirinya, baik secara individual, secara social,maupun secara susila.
              Perhatian manusia terhadap anak, mulai sejak manusia itu ada dan pertama kali mempunyai anak dan orang tua menginginkan agar anak-anaknya nanti setelah besar dapat bekerja seperti orang tuanya atau melebihinya.
              Bayi dan anak-anak diasuh oleh ibu dan ayahnya menurut kodratnya pula, bahwa bayi yang baru lahir serba dalam keadaan belum berdaya , dan sangat memerlukan pertolongan orang demi kelangsungan hidunya.
              Terlepas dari hal tersebut, hal itulah membuat penulis untuk mencari dan menggali lebih dalam tentang apapun yang terkandung di dalam Konsepsi Tentang Perkembangan Anak adalah merupakan upaya besar, dengan maksud teman-teman Mahasiswa atau Mahasiswi dan penulis sendiri mampu mengetahui apa itu Pandangan Modern Terhadap Anak, Pandangan Modern Terhadap Anak menurut Anderson dan Pandangan Modern Terhadap Unsur-unsur Fundamental pada Anak



B.     RUMUSAN MASLAH
1.         Bagaimana Pandangan Modern Terhadap Anak ?
2.         Bagaimana Pandangan Modern Terhadap Anak Menurut Anderson  ?
3.         Bagaimana Pandangan Modern Terhadap Unsur-unsur Fundamental pada Anak?
C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
1.         Untuk  mengetahui Pandangan Modern Terhadap Anak. 
2.         Untuk  mengetahui Pandangan Modern Terhadap Anak Menurut Anderson.
3.         Untuk mengetahui Pandangan Modern Terhadap Unsur-unsur Fundamental pada Anak.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEPSI TENTANG PERKEMBANGAN ANAK
  1. PANDANGAN MODERN TERHADAP ANAK
Pertengahan abad ke-18 orang dewasa dan para ahli menganggap anak itu sebagai orang dewasa dalam ukuran kecil.[1] Hal ini dapat dibuktikan dalam penyelidikan sejarah pendidikan, yaitu adanya kurikulum dan terutama metode pendidikan yang belum didasarkan atas prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak secara ilmiah. Para ahli telah mengakui bahwa anak itu tumbuh dan berkembang, tetapi bagaimana prinsip-prinsip tumbuh dan berkembang anak, belum mereka selidiki secara ilmiah
Sebagai masa kelahiran psikologi anak yaitu pada kurang lebih tahun 1750-1800, dengan adanya aliran filsafat filantropisme sebagai gabungan sebagai gabungan dari pada aliran-aliran naturalisme (Rousseau) dan empirisme. adapun tokoh-tokoh filntropisme diantaranya sebagai berikut :
1.      Johan Bernnar Basedow (1723-1790)
2.      Wolke, Rachim Heinrich Campe (1744- 1811)
3.      Guts Muths (1839-1859)
4.      Frederice Eberhard von Rochow (1734-1805)
Dimana para ahli yang disebutkan diatas yang telah memikirkan dan melaksanakan beberapa konsepsi mengenai pendidikan yang harus sejalan dengan dengan perkembangan anak-anak.
Sedangkan Johan Heinrich Pestalozi (1746-1827) yang menganggap bahwa anak-anaklah yang harus dijadikan pusat pandangan dalam aktifitas pendidikan ( child centered oint of view). Pestalozi juga telah membuat catatan-catatan mengenai anaknya laki-laki sendiri sampai usianya kira-kira umur 3,6 tahun.
Pada akhir abad ke-18, persoalan psiologi anak mendapatkan bentuk yang jelas. hal ini dirinntis oleh Dutrich Tiddemann (1748-1803)  yang pada 1787 telah data menerbitkan sebuah buku yang berisi hasil pengamatan dari mengenai perkembangan bakat-bakat kejiwaan anak-anak. Sebagai hasil penyelidikan terhadap anaknya sendiri dengan diperbandingkan hasil-hasil penyelidikan lainnya
Pada abad ke-20. munculnya Studi sistematis tentang psikologi perkembangan, yang mengalami perkembangan yang signifikan Penelitian-penelitian yang dilakukan pada zaman ini lebih bersifat deskriptif dan lebih dititik beratkan pada ciri-ciri khas yang terdapat secara umum, golongan-golongan umur serta masa-masa perkembangan  tertentu.
Perubahan dalam studi psikologi perkembangan terjadi setelah J.B. Watson memperkenalkan teori Behaviorisme. Dalam teorinya Watson menggunakan prinsip-prinsip “calssicalconditioning”  untuk memperjelas perkembangan suatu tingkah laku. Menurutnya prinsip-prinsip conditioning dan prinsip-prinsip belajar dapat diterapkan pada semua perkembangan psikologis. Karya Watson ini memancing perkembangan teori-teori psikologi yang bertentangan.

Dalam kurun waktu yang sama pengaruh Sigmund Freud dalam psikologi perkembangan juga mulai terlihat. Dalam kunjungannya ke Amerika atas undangan G.Stanley Hall pada tahun 1909 dalam ceramahnya menyampaikan penjelasan tentang teori psikoanalisisnya, yang menekankan pengalaman masa bayi dan anak-anak mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap perkembangan kepribadian dan tingkah laku orang dewasa.[2] Semula teori ini banyak ditentang oleh psikolog perkembangan. Baru sekitar tahun 1930-an dilakukan usaha yang sungguh-sungguh dalam bentuk penelitian tentang aspek perkembangan dari teorinya.
Namun pengaruh dari Watson, Freud dan tokoh yang lain dalam disiplin ilmu ini besar, namun sampai tahun 1930-an penelitian-penelitian psikologi perkembangan masih bersifat deskriptif. Dan ini yang menjadi kurang nya publikasi mengenai psikologi perkembangan ini, hingga sekitar tahun 1939-1949. Namun ternyata kemunduran ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 1950-an psikologi perkembangan memasuki periode baru dalam tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Dan ini berlangsung hingga saat ini.
Setidaknya ada tiga factor yang mendorong diaktifkannya kembali bidang studi psikologi perkembangan ini.
Pertama , terjadinya perubahan orientasi dalam riset-riset psikologi perekembangan hingga menjadi bersifat eksperimental. Teknik yang digunakan terbukti sangat efektif, yakni pengukuran dan pengotrolan dalam eksperimen. Perubahan juga terjadi dalam focus penelitian dalam masalah yang lebih spesifik, seperti proses-proses persepsi, problem solving, attention dan sebagainya. Dan kadang-kadang mempunyai cara pendekatan yang berbeda dengan alur berfikir psikologi umum.
Kedua, ditemukannya kembali hasil-hasil karya Jean Piaget, seorang psikolog dari Swiss yang secara terus –menerus   aktif melakukan penelitian mengenai perkembangan kognisi pada anak-anak dari bayi  hingga remaja. Hingga ia mampu menyusun teori yang komprehensif tentang perkembangan kognisi. Ia menentang pendapat kaum behavioris yang menganggap perkembangan individu sepenuhnya dipengaruhi oleh factor lingkungan. Dan menentang pendapat ekstrem lainnya yang berpendapat bahwa perkembangan dipengaruhi sepenuhnya oleh pengaruh genetic atau keturunan.  Sebaliknya piaget berpendapat, perkembangan terjadi sebagai hasil interaksi yang antara individu di satu pihak dan tuntutan lingkungan di pihak lain. Oleh sebab itu  individu selalu beradaptasi untuk mempertahankan keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Karena karyanya diterbitkan dalam bahasa Perancis yang sulit dan rumit, maka baru pada tahun 1950-an bisa diterjemehkan dalam bahasa inggris. Padahal dia sudah menulis nya sejak tahun 1920-an. Sejak inilah pengaruh buku-bukunya mendominasi psikologi perkembangan.
Ketiga, adanya minat baru terhadap asal mula tingkah laku (origin of behavior) yang ditandai dengan meningkatnya riset terhadap terhadap bayi-bayi. Dan peningkatan ini didorong pula dengan alat-alat yang semakin modern pula.
Hingga permulaan tahun 1950-an studi mengenai tingkah laku serta kondisi-kondisi psikis dan fungsionalitas kepribadian individu lebih terfokus pada anak, sehingga lebih dikenal dengan psikologi anak. Ciri-ciri khas psikologi anak pada waktu itu adalah:
a.       Orientasi lapangan psikologi anak menjadi terlalu klinis-patologis, yakni banyak berhubungan dengan kelainan tingkah laku anak dan usaha untuk mempengaruhinya ke arah perbaikan tingkah laku yang diharapkan.
b.      Psikologi anak banyak menaruh perhatian terhadap aspek-aspek praktis pada tingkah laku serta perkembangan kepribadian pada umumnya dengan masalah-masalah yang timbul.
c.       Usaha mengenal dan memberi ciri-ciri kepribadian banyak dilakukan.

Pada tahun 1960-an, “psikologi anak” yang hanya mencakup seluk-beluk anak mulai digantikan oleh “psikologi perkembangan” yang mempunyai bidang cakupan yang lebih luas. Ciri-ciri psikologi perkembangan yang membedakannya dengan psikologi anak adalah :
a.       Lapangannya lebih luas, yaitu meliputi pertumbuhan dan perkembangan sejak manusia baru berbentuk melalui konsepsi sampai tua dan meninggal dunia.
b.      Psikologi perkembangan mempelajari perubahan tingkah laku dari lahir sampai mati dalam hubungannya dengan disiplin-disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu kedokteran dan biologi, ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu social lainnya.
c.       Objek psikologi perkembangan adalah proses-proses perkembangan yang meliputi aspek-aspek fisik, psikis dan social, sehingga orientasinya adalah psikofisik dan biososial (Gunarsa,1990)[3]
Membanjirnya penyelidikan oleh para ahli eksperimental terbukti Dalam Experimental Child Psychology dan Advances in childnDevelopment and Behavior, terdapat pengaruh besar dari ahli psikologi eksperimental terhadap psikologi anak. Disebabkan karena ketidakpuasan terhadap cara kerja, metode dan pendekatan yang dipakai untuk mengadakan penelitian terhadap anak, karena dianggap kurang memenuhi syarat dilihat dari sudut metodologi penelitian dan eksperimen.
Selain itu meningkat pula perhatian dan minat para ahli eksperimental terhadap aspek-aspek psikis, seperti persepsi kognisi, dan anak dipandang sebagai objek untuk penelitian ditinjau dari segi perkembangan dan proses-prosesnya.
B.F Skiner (1904-1990) seorang psikolog Amerika beraliran behavioristik menekankan bahwa hal yang patut menjadi minat dan perhatian para ahli psikolog adalah perilaku yang terlihat. Ia telah mepelajari proses belajar dan hubungannya dengan tingkah laku sjak 1920-an dan memperkenalkan konsep operant conditioning. Konsep ini terbukti mampu dilaksanakan untuk mengubah perilaku sesuai dengan yang diinginkan, melalui rangsangan-rangsangan yang diatur secara tertentu. Dan ini mengundang minat ahli yang lain untuk menemukan cara-cara yang bias digunakan untuk mengubah perilaku yang terlihat.
 Meluasnya pengertian tentang kognitif dan perkembangan bahasa. Pada permulaan 1960-an banyak muncul tulisan mengenai Piaget yang lebih mudah dipahami daripada tulisan Piaget sendiri. Ini menamabah semakin meluasnya perhatian dan pembahasan mengenai kognitif. Hingga dihubungkan dengan proses-proses perkembangan melalui hasil penelitian dan percobaan yang diamalkan dalam mempengaruhi perkembangan dan pendidikan anak. Dan sampai terjadi proses-proses pemilahan penggunaan bahasa yang lebih komunikatif kepada anak.
 Dan pemilihan penggunaan bahasa ini lebih menjadi objek garapan psikologi perkembangan daripada psikologi umum. Dan timbulnya masalah karena kesalahan pemakaian bahasa lebih banyak ditemukan menyebabkan minat para ahli untuk menggali perkembangan dari sudut  bahasa.
Sejalan semakin meluasnya penelitian dan percobaan mengenai fungsi kognitif, maka perhatian dan penelitian terhadap bayi semakin meluas pula. Karena asal usul tingkah laku awal manusia bias terlihat pada bayi.
Penggunaan bayi sebagai objek penelitian sudah lama dimulai sejak timbulnya teori S.R (stimulus: Respone) tapi seiring perkembangan zaman semakin ditemukan alat-alat yang lebih mendukung dan modern pula. Sehingga memudahkan penelitian pada bayi.
Teori social belajar (social learning theory) sebuah teori perluasan dari behaviorisme yang menekankan pentingnya perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai kunci dalam perkembangan. Teori ini timbul ketika O.H Mowner, Robert R. Sears, Neal Miller, John Dollar, dan rekan lainnya berusaha menemukan teori  perkembangan anak dengan dasar teori S.R dan Psikonalisa.
Dan Alfred L. Baldawin (1967) menyebutkan cara pendekatan yang mereka lakukan dinamakan Teori Sosial Belajar. Dan kemudian tokoh lain seperti Gewitz, Bandura, dan Walters lebih giat meneliti prilaku tertentu seperti agresivitas. Yang sebelumnya dipelajari dengan sitem dan metode yang non-eksperimental.[4]
Psikologi perkembangan akhirnya lebih dikenal karena membuka kesempatan lebih luas untuk melakukan penelitian dan percobaan terhadap anak dengan perubahan-perubahan tingkahlakunya. Karena cakupannya lebih luas, maka ia menggantikan posisi psikologi anak. Ini terbukti pada tahun 1957 Annual Review of Psycology yang biasa memakai judul “ Psikologi Anak”  mulai menggantinya dengan “Psikologi Perkembangan”.

  1. PANDANGAN MODERN TERHADAP ANAK MENURUT ANDERSON
Pandangan modern terhadap anak terdapat problem pokok didalam psikologi anak yang akan menjadi masalah sentral. Hal ini akan penulis mulai dengan pandangan modern terhadap anak.
Anderson, memberikan esensialitas pandangan modern terhadap anak sebagai berikut :
  1. Anak itu merupakan suatu organisasi yang tumbuh terus-menerus, yang bergerak dengan perubahan-perubahan yang tidak terbatas dari sel tunggal ke arah suatu organisasi yang multi factorial (kompleks) dari pada struktur dan fungsi sampai pada tingkatan dewasa.
Dalam progres ini , para ahli akan mendeskripsikan diferensiasi dari pada struktur-struktur dan fungsi-fungsi yang baru, dan perubahan-perubahan pada level dan efektivitas fungsi-fungsi. Dengan penyandaran itu para ahli akan mencari  prinsip-prinsip atau hokum-hukum yang dapat untuk membahas dan memaham perubahan- perubahan tersebut dan untuk mendapatkan metode yang praktis untuk mengubah atau memajaukan perkembangan dan fungsi.
  1. Anak itu merupakan suatu unit yang terpisah dan berkeluasan yang berfungsi sebagai totalitas yang terorganisasi didalam situasi-situsi dimana anakitu berada. Adanya karakteristik molair daripada tingkah laku pada anak, perlulah pendekatan secar khusus.
Kalau dalm ilmu-ilmu fisika dan kimia, unit-unit organisasi data dibagi menjadi beberapa elemen-elemen atau unsur-unsur, yang dapat disusun kembali, sehingga dapat diadakan penyelidikan dan pengukuran-pengukuran dengan seksama, dapat dikontrol dengan tepat berdasarkan hokum-hukum fisika kimia.
Jadi bagaimana dengan halnya tingkah laku pada anak , oleh karena itu mau tidak mau tingkah laku anak dapat dibagi-bagi seperti benda fisika dan kemudian disusun kembali, maka disinilah letak kesukaran dalam menyelidiki anak. baik istilah-istilah psikologi ataupun alat-alat pengukuran yang dipakai untuk menganalsisi ke dalam unit-unit simbolis yang dapat dimanipulasikan yang menyamakan fungsi-fungsi organisme secara totalitas.
Oleh karena itu, apabila kita berbicara mengenai ingatan, belajar ataupun emosi, yang dipisah-pisahkan, tetapi hal terakhir ini tidaklah pada dasarnya merupakan karakteristik yang intrinsik. Artinya, gejala kejiwaan tadi tidaklah terpisah-pisah secar murni dan intrinsik.       
  1. Anak hidup didalam satu konteks entahlah konteks itu sederhana maupun kompleks, yaitu konteks social, dimana konteks social itu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secar kontinu. Anak menemuai berbagai pola stimulasi dan konteks hidupnya. Sebaiknya dengan adanya keunggulan dalam dirinya, dia mengadakan seleksi terhadap stimuli dengan konteksnya. Sepanjang masa terjadilah pengaruh timbal balikantara manusia dengan bio sosialnya. konteks itu dapat berupa momen atau factor-faktor operasiaonal sepanjang waktu.
Mengingat anak terbatas waktuya, baik terbatasnya waktu kanak-kanak maupun waktu keseluruhan hidupnya, mak tingkah lakunya menjadi struktur dan pola-pola berkembang baik akibat dari stimulus mauun dari sistem responsinya sendiri. Beberapa atau suatu pola-pola stimulus menjadi demikian penting, oleh karena mereka stimulus tadi mengubah gelombang perkembangan dengan memengaruhi relasi-relasi social.
  1. Anak itu terjalin didalam proses perkembangan yang terus menerus yang tak dapat dielaki lagi. dengan adanya interelasi-interelasi baik didalam diri sendiri mauun didalam konteks serta kedua-duanya, maka pada suatu saat tercapailah suatu lebel perkemangan anak sebagai produk dari pada sejarah anak dan adanya stimulasi dari konteks hidupnya.
Oleh karena itu, kalau di dapati factor tunggal atau sederhana hendaklah diganti dengan konsep-konsep yang multifactorial, saling berhubungan, dan progresivitas dari pada factor-faktor tadi serta berpengaruh secar kontinu.

  1. PANDANGAN MODERN TERHADAP UNSUR-UNSUR FUNDAMENTAL ANAK
Atas dasar pandangan modern terhadap anak seperti diketengahkan oleh Anderson tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak itu merupakan makhluk bio-sosial yang sedang membutuhkan pertumbuhan dan perkembangan secara istimewa. dari konsep makhluk bio-social terdapatlah  unsur-unsur fundamental anak, yaitu sebagai berikut :

  1. Unsur fundamental biologis, yaitu bahwa anak itu merupakan organisme, merupakan suatu sistem struktur jasad yang hidup. sifat hidupnya tampak pada proses pertumbuhannya, dimana pertumbuhan itu tumbuh secara berangsur-angsur, secara evolusionistis dan menuju ke tahap-tahap yang berkualitas tingi, atau lebih maju. 
  2. Unsur fundamental sosio-kultural, yaitu konteks social anak. dalam konteks ini terdapatlah factor-faktor alamiah dan kebudayaaan manusia, dimana kedua factor tersebut akan menjadi pertumbuhan anak.  





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
                  Setelah diurakain pokok permasalahan beserta analisisnya dalam tiga bab sebelumnya. Perlu dikemukakan tentang beberapa hal berikut:
1.      Pertengahan abad ke-18 orang dewasa dan para ahli menganggap anak itu sebagai orang dewasa dalam ukuran kecil. Hal ini dapat dibuktikan dalam penyelidikan sejarah pendidikan, yaitu adanya kurikulum dan terutama metode pendidikan yang belum didasarkan atas prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak secara ilmiah.
2.      Sebagai masa kelahiran psikologi anak yaitu pada kurang lebih tahun 1750-1800, dengan adanya aliran filsafat filantropisme sebagai gabungan sebagai gabungan dari pada aliran-aliran naturalisme (Rousseau) dan empirisme. adapun tokoh-tokoh filntropisme diantaranya sebagai berikut : Johan Bernnar Basedow (1723-1790), Wolke, Rachim Heinrich Campe (1744-1811), Guts Muths (1839-1859) dan Frederice Eberhard von Rochow (1734-1805).
3.      Anderson, memberikan esensialitas pandangan modern terhadap anak sebagai berikut: a) Anak itu merupakan suatu organisasi yang tumbuh terus-menerus, yang bergerak dengan perubahan-perubahan yang tidak terbatas dari sel tunggal ke arah suatu organisasi yang multi factorial (kompleks) dari pada struktur dan fungsi sampai pada tingkatan dewasa. b) Anak itu merupakan suatu unit yang terpisah dan berkeluasan yang berfungsi sebagai totalitas yang terorganisasi didalam situasi-situsi dimana anak itu berada. c) Anak hidup didalam satu konteks entahlah konteks itu sederhana maupun kompleks, yaitu konteks social, dimana konteks social itu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secar kontinu. d) Anak itu terjalin didalam proses perkembangan yang terus menerus yang tak dapat dielaki lagi.
4.      konsep makhluk bio-social terdapatlah  unsur-unsur fundamental anak, yaitu sebagai berikut : Unsur fundamental biologis dan Unsur fundamental sosio-kultural

B.     SARAN
      Demikian akhir dari penulisan penelitian ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi penyusun dan intelektual muslim Indonesia yang haus akan ilmu-ilmu pengetahuan baik sosial, politik, maupun agama. Semoga apa yang telah kita pikirkan dapat terrealisasikan, dan selalu mendapat ridho Allah. Amin....”Amin ya robbal „Alamin”.


















DAFTAR PUSTAKA

  1. Fudyartanta, Ki. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. 2011.
  2. Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000.
  3. Desmita. psikologi perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung. 2006.
  4. Maryani, Rosleny. Psikologi umum, Bandung : CV.Pustaka Setia. 2010.
                                                                                      



[1] Fudyartanta, Ki. Psikologi Perkembangan, ( Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2011), hlm. 4

[2] Desmita. psikologi perkembangan,  (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung. 2006), hlm. 17
[3] Maryani, Rosleny. Psikologi umum, (Bandung : CV.Pustaka Setia. 2010), hlm. 9
[4] Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000), hlm. 31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Wr.wb

Pesan Berkomentar :
1. Mohon berkomentar yang baik, yang bertujuan untuk memperbaiki dan
bersifat membangun.
2. Dilarang berkomentar untuk yang tidak baik di blog ini atau yang
bertentangan dengan hukum yang berlaku.

ERIC TEN HAG