KONSEPSI TENTANG PERKEMBANGAN ANAK
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
”Psikologi
Perkembangan”
Dosen Mata
Kuliah:
Nurmanisma Hsb,
M.Pd.I
Di susun Oleh:
Joni
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA
BATAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( PAI) II B
2015
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Psikologi Perkembangan. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata
kuliah Psikologi Perkembangan.
Kami
menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari segala pihak. karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nurmanisma Hsb, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Program Studi Psikologi
Perkembangan, dan kepada
teman-teman yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga makalah yang
telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 4
B. Rumusan
masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan
Pembelajaran.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsepsi Tentang
Perkembangan Anak
1. Pandangan Modern Terhadap
Anak...................................................... 6
2.
Pandangan Modern Terhadap Anak Menurut Anderson ...................... 10
3. Pandangan Modern Terhadap Unsur-unsur
Fundamental pada Anak.... 13
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Anak atau lebih tepat jika
dikatakan anak didik, adalah merupakan obek pendidikan. Pendidikan berusaha
membawa anak yang semula serba tak berdaya, hampir keseluruhan hidupnya
menggantungkan diri pada orang lain, ketingkat dewasa. Suatu keadaan dimana
anak berdiri sendiri tidak menggantungkan diri kepada orang lain, dan
bertanggung jawab kepada dirinya, baik secara individual, secara social,maupun
secara susila.
Perhatian manusia
terhadap anak, mulai sejak manusia itu ada dan pertama kali mempunyai anak dan
orang tua menginginkan agar anak-anaknya nanti setelah besar dapat bekerja
seperti orang tuanya atau melebihinya.
Bayi dan anak-anak
diasuh oleh ibu dan ayahnya menurut kodratnya pula, bahwa bayi yang baru lahir
serba dalam keadaan belum berdaya , dan sangat memerlukan pertolongan orang
demi kelangsungan hidunya.
Terlepas dari hal tersebut, hal itulah
membuat penulis
untuk mencari dan menggali lebih dalam tentang apapun yang terkandung di dalam Konsepsi Tentang Perkembangan
Anak adalah
merupakan upaya besar, dengan maksud teman-teman Mahasiswa atau Mahasiswi
dan penulis sendiri
mampu mengetahui apa itu Pandangan Modern Terhadap Anak, Pandangan Modern
Terhadap Anak menurut Anderson dan Pandangan Modern Terhadap Unsur-unsur
Fundamental pada Anak
B.
RUMUSAN MASLAH
1.
Bagaimana Pandangan Modern Terhadap Anak ?
2.
Bagaimana Pandangan Modern Terhadap Anak Menurut
Anderson ?
3.
Bagaimana Pandangan Modern Terhadap Unsur-unsur
Fundamental pada Anak?
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Untuk
mengetahui Pandangan Modern Terhadap Anak.
2.
Untuk
mengetahui Pandangan Modern Terhadap Anak Menurut Anderson.
3.
Untuk mengetahui Pandangan Modern Terhadap
Unsur-unsur Fundamental pada Anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEPSI
TENTANG PERKEMBANGAN ANAK
- PANDANGAN MODERN TERHADAP ANAK
Pertengahan abad ke-18
orang dewasa dan para ahli menganggap anak itu sebagai orang dewasa dalam
ukuran kecil.[1]
Hal ini dapat dibuktikan dalam penyelidikan sejarah pendidikan, yaitu adanya
kurikulum dan terutama metode pendidikan yang belum didasarkan atas prinsip
pertumbuhan dan perkembangan anak secara ilmiah. Para ahli telah mengakui bahwa
anak itu tumbuh dan berkembang, tetapi bagaimana prinsip-prinsip tumbuh dan
berkembang anak, belum mereka selidiki secara ilmiah
Sebagai masa kelahiran
psikologi anak yaitu pada kurang lebih tahun 1750-1800, dengan adanya aliran
filsafat filantropisme sebagai gabungan sebagai gabungan dari pada
aliran-aliran naturalisme (Rousseau) dan empirisme. adapun tokoh-tokoh
filntropisme diantaranya sebagai berikut :
1.
Johan Bernnar Basedow (1723-1790)
2.
Wolke, Rachim Heinrich Campe (1744- 1811)
3.
Guts Muths (1839-1859)
4.
Frederice Eberhard von Rochow (1734-1805)
Dimana para ahli yang
disebutkan diatas yang telah memikirkan dan melaksanakan beberapa konsepsi
mengenai pendidikan yang harus sejalan dengan dengan perkembangan anak-anak.
Sedangkan Johan Heinrich
Pestalozi (1746-1827) yang menganggap bahwa anak-anaklah yang harus dijadikan
pusat pandangan dalam aktifitas pendidikan ( child centered oint of view).
Pestalozi juga telah membuat catatan-catatan mengenai anaknya laki-laki sendiri
sampai usianya kira-kira umur 3,6 tahun.
Pada akhir abad ke-18,
persoalan psiologi anak mendapatkan bentuk yang jelas. hal ini dirinntis oleh
Dutrich Tiddemann (1748-1803) yang pada
1787 telah data menerbitkan sebuah buku yang berisi hasil pengamatan dari
mengenai perkembangan bakat-bakat kejiwaan anak-anak. Sebagai hasil
penyelidikan terhadap anaknya sendiri dengan diperbandingkan hasil-hasil
penyelidikan lainnya
Pada abad ke-20.
munculnya Studi sistematis tentang psikologi perkembangan,
yang
mengalami perkembangan yang signifikan Penelitian-penelitian yang dilakukan
pada zaman ini lebih bersifat deskriptif dan lebih dititik
beratkan pada ciri-ciri
khas yang terdapat secara umum, golongan-golongan umur serta masa-masa
perkembangan tertentu.
Perubahan dalam studi psikologi perkembangan
terjadi setelah J.B. Watson memperkenalkan teori Behaviorisme. Dalam teorinya
Watson menggunakan prinsip-prinsip “calssicalconditioning” untuk
memperjelas perkembangan suatu tingkah laku. Menurutnya
prinsip-prinsip conditioning dan prinsip-prinsip belajar dapat
diterapkan pada semua perkembangan psikologis. Karya Watson ini memancing
perkembangan teori-teori psikologi yang bertentangan.
Dalam kurun waktu yang sama pengaruh Sigmund
Freud dalam psikologi perkembangan juga mulai terlihat. Dalam kunjungannya ke
Amerika atas undangan G.Stanley Hall pada tahun 1909 dalam ceramahnya
menyampaikan penjelasan tentang teori psikoanalisisnya, yang menekankan pengalaman
masa bayi dan anak-anak mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap
perkembangan kepribadian dan tingkah laku orang dewasa.[2] Semula teori ini banyak
ditentang oleh psikolog perkembangan. Baru sekitar tahun 1930-an dilakukan
usaha yang sungguh-sungguh dalam bentuk penelitian tentang aspek perkembangan
dari teorinya.
Namun pengaruh dari Watson, Freud dan tokoh yang
lain dalam disiplin ilmu ini besar, namun sampai tahun 1930-an
penelitian-penelitian psikologi perkembangan masih bersifat deskriptif. Dan ini
yang menjadi kurang nya publikasi mengenai psikologi perkembangan ini, hingga
sekitar tahun 1939-1949. Namun ternyata kemunduran ini tidak berlangsung lama
karena pada tahun 1950-an psikologi perkembangan memasuki periode baru dalam
tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Dan ini berlangsung hingga saat ini.
Setidaknya ada tiga factor yang mendorong diaktifkannya kembali
bidang studi psikologi perkembangan ini.
Pertama , terjadinya perubahan
orientasi dalam riset-riset psikologi perekembangan hingga menjadi bersifat
eksperimental. Teknik yang digunakan terbukti sangat efektif, yakni pengukuran
dan pengotrolan dalam eksperimen. Perubahan juga terjadi dalam focus penelitian
dalam masalah yang lebih spesifik, seperti proses-proses persepsi, problem
solving, attention dan sebagainya. Dan kadang-kadang mempunyai cara pendekatan
yang berbeda dengan alur berfikir psikologi umum.
Kedua, ditemukannya kembali
hasil-hasil karya Jean Piaget, seorang psikolog dari Swiss yang secara terus
–menerus aktif melakukan penelitian mengenai perkembangan kognisi
pada anak-anak dari bayi hingga remaja. Hingga ia mampu menyusun teori
yang komprehensif tentang perkembangan kognisi. Ia menentang pendapat kaum
behavioris yang menganggap perkembangan individu sepenuhnya dipengaruhi oleh factor
lingkungan. Dan menentang pendapat ekstrem lainnya yang berpendapat bahwa
perkembangan dipengaruhi sepenuhnya oleh pengaruh genetic atau keturunan.
Sebaliknya piaget berpendapat, perkembangan terjadi sebagai hasil interaksi
yang antara individu di satu pihak dan tuntutan lingkungan di pihak lain. Oleh
sebab itu individu selalu beradaptasi untuk mempertahankan keseimbangan
antara dirinya dan lingkungan. Karena karyanya diterbitkan dalam bahasa
Perancis yang sulit dan rumit, maka baru pada tahun 1950-an bisa diterjemehkan
dalam bahasa inggris. Padahal dia sudah menulis nya sejak tahun 1920-an. Sejak
inilah pengaruh buku-bukunya mendominasi psikologi perkembangan.
Ketiga, adanya minat baru terhadap asal mula tingkah
laku (origin of behavior) yang ditandai dengan meningkatnya riset
terhadap terhadap bayi-bayi. Dan peningkatan ini didorong pula dengan alat-alat
yang semakin modern pula.
Hingga permulaan tahun 1950-an studi mengenai
tingkah laku serta kondisi-kondisi psikis dan fungsionalitas kepribadian individu
lebih terfokus pada anak, sehingga lebih dikenal dengan psikologi anak.
Ciri-ciri khas psikologi anak pada waktu itu adalah:
a.
Orientasi lapangan
psikologi anak menjadi terlalu klinis-patologis, yakni banyak berhubungan
dengan kelainan tingkah laku anak dan usaha untuk mempengaruhinya ke arah
perbaikan tingkah laku yang diharapkan.
b.
Psikologi anak banyak
menaruh perhatian terhadap aspek-aspek praktis pada tingkah laku serta
perkembangan kepribadian pada umumnya dengan masalah-masalah yang timbul.
c.
Usaha mengenal dan
memberi ciri-ciri kepribadian banyak dilakukan.
Pada tahun 1960-an, “psikologi anak” yang hanya
mencakup seluk-beluk anak mulai digantikan oleh “psikologi perkembangan” yang
mempunyai bidang cakupan yang lebih luas. Ciri-ciri psikologi perkembangan yang
membedakannya dengan psikologi anak adalah :
a.
Lapangannya lebih luas,
yaitu meliputi pertumbuhan dan perkembangan sejak manusia baru berbentuk
melalui konsepsi sampai tua dan meninggal dunia.
b.
Psikologi perkembangan
mempelajari perubahan tingkah laku dari lahir sampai mati dalam hubungannya
dengan disiplin-disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu kedokteran dan biologi,
ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu social lainnya.
c.
Objek psikologi
perkembangan adalah proses-proses perkembangan yang meliputi aspek-aspek fisik,
psikis dan social, sehingga orientasinya adalah psikofisik dan biososial
(Gunarsa,1990)[3]
Membanjirnya penyelidikan oleh para ahli
eksperimental terbukti Dalam Experimental Child Psychology dan Advances
in childnDevelopment and Behavior, terdapat pengaruh besar dari ahli
psikologi eksperimental terhadap psikologi anak. Disebabkan karena
ketidakpuasan terhadap cara kerja, metode dan pendekatan yang dipakai untuk
mengadakan penelitian terhadap anak, karena dianggap kurang memenuhi syarat
dilihat dari sudut metodologi penelitian dan eksperimen.
Selain itu meningkat pula perhatian dan minat
para ahli eksperimental terhadap aspek-aspek psikis, seperti persepsi kognisi,
dan anak dipandang sebagai objek untuk penelitian ditinjau dari segi
perkembangan dan proses-prosesnya.
B.F Skiner (1904-1990) seorang psikolog Amerika beraliran
behavioristik menekankan bahwa hal yang patut menjadi minat dan perhatian para
ahli psikolog adalah perilaku yang terlihat. Ia telah mepelajari proses belajar
dan hubungannya dengan tingkah laku sjak 1920-an dan memperkenalkan konsep operant
conditioning. Konsep ini terbukti mampu dilaksanakan untuk mengubah
perilaku sesuai dengan yang diinginkan, melalui rangsangan-rangsangan yang
diatur secara tertentu. Dan ini mengundang minat ahli yang lain untuk menemukan
cara-cara yang bias digunakan untuk mengubah perilaku yang terlihat.
Meluasnya pengertian tentang kognitif dan perkembangan
bahasa. Pada permulaan 1960-an banyak muncul tulisan mengenai Piaget yang lebih
mudah dipahami daripada tulisan Piaget sendiri. Ini menamabah semakin meluasnya
perhatian dan pembahasan mengenai kognitif. Hingga dihubungkan dengan
proses-proses perkembangan melalui hasil penelitian dan percobaan yang
diamalkan dalam mempengaruhi perkembangan dan pendidikan anak. Dan sampai
terjadi proses-proses pemilahan penggunaan bahasa yang lebih komunikatif kepada
anak.
Dan pemilihan penggunaan bahasa ini lebih menjadi
objek garapan psikologi perkembangan daripada psikologi umum. Dan timbulnya
masalah karena kesalahan pemakaian bahasa lebih banyak ditemukan menyebabkan
minat para ahli untuk menggali perkembangan dari sudut bahasa.
Sejalan semakin meluasnya penelitian dan percobaan mengenai
fungsi kognitif, maka perhatian dan penelitian terhadap bayi semakin meluas
pula. Karena asal usul tingkah laku awal manusia bias terlihat pada bayi.
Penggunaan bayi sebagai objek penelitian sudah lama dimulai
sejak timbulnya teori S.R (stimulus: Respone) tapi seiring perkembangan zaman
semakin ditemukan alat-alat yang lebih mendukung dan modern pula. Sehingga
memudahkan penelitian pada bayi.
Teori social belajar (social learning theory) sebuah
teori perluasan dari behaviorisme yang menekankan pentingnya perilaku,
lingkungan dan kognisi sebagai kunci dalam perkembangan. Teori ini timbul
ketika O.H Mowner, Robert R. Sears, Neal Miller, John Dollar, dan rekan lainnya
berusaha menemukan teori perkembangan anak dengan dasar teori S.R dan
Psikonalisa.
Dan Alfred L. Baldawin (1967) menyebutkan cara pendekatan
yang mereka lakukan dinamakan Teori Sosial Belajar. Dan kemudian tokoh lain
seperti Gewitz, Bandura, dan Walters lebih giat meneliti prilaku tertentu
seperti agresivitas. Yang sebelumnya dipelajari dengan sitem dan metode yang
non-eksperimental.[4]
Psikologi perkembangan akhirnya
lebih dikenal karena membuka kesempatan lebih luas untuk melakukan penelitian
dan percobaan terhadap anak dengan perubahan-perubahan tingkahlakunya. Karena
cakupannya lebih luas, maka ia menggantikan posisi psikologi anak. Ini terbukti
pada tahun 1957 Annual Review of Psycology yang biasa memakai judul “
Psikologi Anak” mulai menggantinya dengan “Psikologi Perkembangan”.
- PANDANGAN MODERN TERHADAP ANAK MENURUT ANDERSON
Pandangan modern terhadap
anak terdapat problem pokok didalam psikologi anak yang akan menjadi masalah
sentral. Hal ini akan penulis mulai dengan pandangan modern terhadap anak.
Anderson, memberikan
esensialitas pandangan modern terhadap anak sebagai berikut :
- Anak itu merupakan suatu organisasi yang tumbuh terus-menerus, yang bergerak dengan perubahan-perubahan yang tidak terbatas dari sel tunggal ke arah suatu organisasi yang multi factorial (kompleks) dari pada struktur dan fungsi sampai pada tingkatan dewasa.
Dalam progres ini , para
ahli akan mendeskripsikan diferensiasi dari pada struktur-struktur dan
fungsi-fungsi yang baru, dan perubahan-perubahan pada level dan efektivitas
fungsi-fungsi. Dengan penyandaran itu para ahli akan mencari prinsip-prinsip atau hokum-hukum yang dapat
untuk membahas dan memaham perubahan- perubahan tersebut dan untuk mendapatkan
metode yang praktis untuk mengubah atau memajaukan perkembangan dan fungsi.
- Anak itu merupakan suatu unit yang terpisah dan berkeluasan yang berfungsi sebagai totalitas yang terorganisasi didalam situasi-situsi dimana anakitu berada. Adanya karakteristik molair daripada tingkah laku pada anak, perlulah pendekatan secar khusus.
Kalau dalm ilmu-ilmu fisika
dan kimia, unit-unit organisasi data dibagi menjadi beberapa elemen-elemen atau
unsur-unsur, yang dapat disusun kembali, sehingga dapat diadakan penyelidikan
dan pengukuran-pengukuran dengan seksama, dapat dikontrol dengan tepat
berdasarkan hokum-hukum fisika kimia.
Jadi bagaimana dengan
halnya tingkah laku pada anak , oleh karena itu mau tidak mau tingkah laku anak
dapat dibagi-bagi seperti benda fisika dan kemudian disusun kembali, maka
disinilah letak kesukaran dalam menyelidiki anak. baik istilah-istilah
psikologi ataupun alat-alat pengukuran yang dipakai untuk menganalsisi ke dalam
unit-unit simbolis yang dapat dimanipulasikan yang menyamakan fungsi-fungsi
organisme secara totalitas.
Oleh karena itu, apabila
kita berbicara mengenai ingatan, belajar ataupun emosi, yang dipisah-pisahkan,
tetapi hal terakhir ini tidaklah pada dasarnya merupakan karakteristik yang
intrinsik. Artinya, gejala kejiwaan tadi tidaklah terpisah-pisah secar murni
dan intrinsik.
- Anak hidup didalam satu konteks entahlah konteks itu sederhana maupun kompleks, yaitu konteks social, dimana konteks social itu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secar kontinu. Anak menemuai berbagai pola stimulasi dan konteks hidupnya. Sebaiknya dengan adanya keunggulan dalam dirinya, dia mengadakan seleksi terhadap stimuli dengan konteksnya. Sepanjang masa terjadilah pengaruh timbal balikantara manusia dengan bio sosialnya. konteks itu dapat berupa momen atau factor-faktor operasiaonal sepanjang waktu.
Mengingat anak terbatas
waktuya, baik terbatasnya waktu kanak-kanak maupun waktu keseluruhan hidupnya,
mak tingkah lakunya menjadi struktur dan pola-pola berkembang baik akibat dari
stimulus mauun dari sistem responsinya sendiri. Beberapa atau suatu pola-pola
stimulus menjadi demikian penting, oleh karena mereka stimulus tadi mengubah
gelombang perkembangan dengan memengaruhi relasi-relasi social.
- Anak itu terjalin didalam proses perkembangan yang terus menerus yang tak dapat dielaki lagi. dengan adanya interelasi-interelasi baik didalam diri sendiri mauun didalam konteks serta kedua-duanya, maka pada suatu saat tercapailah suatu lebel perkemangan anak sebagai produk dari pada sejarah anak dan adanya stimulasi dari konteks hidupnya.
Oleh karena itu, kalau di
dapati factor tunggal atau sederhana hendaklah diganti dengan konsep-konsep
yang multifactorial, saling berhubungan, dan progresivitas dari pada
factor-faktor tadi serta berpengaruh secar kontinu.
- PANDANGAN MODERN TERHADAP UNSUR-UNSUR FUNDAMENTAL ANAK
Atas dasar pandangan modern
terhadap anak seperti diketengahkan oleh Anderson tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa anak itu merupakan makhluk bio-sosial yang sedang membutuhkan
pertumbuhan dan perkembangan secara istimewa. dari konsep makhluk bio-social
terdapatlah unsur-unsur fundamental
anak, yaitu sebagai berikut :
- Unsur fundamental biologis, yaitu bahwa anak itu merupakan organisme, merupakan suatu sistem struktur jasad yang hidup. sifat hidupnya tampak pada proses pertumbuhannya, dimana pertumbuhan itu tumbuh secara berangsur-angsur, secara evolusionistis dan menuju ke tahap-tahap yang berkualitas tingi, atau lebih maju.
- Unsur fundamental sosio-kultural, yaitu konteks social anak. dalam konteks ini terdapatlah factor-faktor alamiah dan kebudayaaan manusia, dimana kedua factor tersebut akan menjadi pertumbuhan anak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah
diurakain pokok permasalahan beserta analisisnya dalam tiga bab sebelumnya.
Perlu dikemukakan tentang beberapa hal berikut:
1.
Pertengahan abad ke-18 orang dewasa dan para
ahli menganggap anak itu sebagai orang dewasa dalam ukuran kecil. Hal ini dapat
dibuktikan dalam penyelidikan sejarah pendidikan, yaitu adanya kurikulum dan
terutama metode pendidikan yang belum didasarkan atas prinsip pertumbuhan dan
perkembangan anak secara ilmiah.
2.
Sebagai masa kelahiran psikologi anak yaitu pada
kurang lebih tahun 1750-1800, dengan adanya aliran filsafat filantropisme
sebagai gabungan sebagai gabungan dari pada aliran-aliran naturalisme
(Rousseau) dan empirisme. adapun tokoh-tokoh filntropisme diantaranya sebagai
berikut : Johan Bernnar Basedow
(1723-1790), Wolke, Rachim
Heinrich Campe (1744-1811), Guts
Muths (1839-1859) dan Frederice
Eberhard von Rochow (1734-1805).
3.
Anderson, memberikan esensialitas pandangan
modern terhadap anak sebagai berikut: a) Anak itu merupakan suatu organisasi
yang tumbuh terus-menerus, yang bergerak dengan perubahan-perubahan yang tidak
terbatas dari sel tunggal ke arah suatu organisasi yang multi factorial
(kompleks) dari pada struktur dan fungsi sampai pada tingkatan dewasa. b) Anak
itu merupakan suatu unit yang terpisah dan berkeluasan yang berfungsi sebagai
totalitas yang terorganisasi didalam situasi-situsi dimana anak itu berada. c)
Anak hidup didalam satu konteks entahlah konteks itu sederhana maupun kompleks,
yaitu konteks social, dimana konteks social itu mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak secar kontinu. d) Anak itu terjalin didalam proses
perkembangan yang terus menerus yang tak dapat dielaki lagi.
4.
konsep makhluk bio-social terdapatlah unsur-unsur fundamental anak, yaitu sebagai
berikut : Unsur fundamental biologis dan Unsur fundamental sosio-kultural
B. SARAN
Demikian
akhir dari penulisan penelitian ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi penyusun
dan intelektual muslim Indonesia yang haus akan ilmu-ilmu pengetahuan baik
sosial, politik, maupun agama. Semoga apa yang telah kita pikirkan dapat
terrealisasikan, dan selalu mendapat ridho Allah. Amin....”Amin ya robbal
„Alamin”.
DAFTAR PUSTAKA
- Fudyartanta, Ki. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. 2011.
- Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000.
- Desmita. psikologi perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung. 2006.
- Maryani, Rosleny. Psikologi umum, Bandung : CV.Pustaka Setia. 2010.
[4] Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan
dengan pendekatan baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000), hlm. 31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalamualaikum Wr.wb
Pesan Berkomentar :
1. Mohon berkomentar yang baik, yang bertujuan untuk memperbaiki dan
bersifat membangun.
2. Dilarang berkomentar untuk yang tidak baik di blog ini atau yang
bertentangan dengan hukum yang berlaku.