PENGERTIAN, KONSEP DASAR, CIRI-CIRI,
METODE ATAU JENIS-JENIS, DAN MODEL DALAM
STRATEGI PEMBELAJARAN KURIKUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah
”Kurikulum Pendidikan Agama Islam”
Dosen Mata Kuliah:
Hamzah, M.Ag
Di susun Oleh:
Joni
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA
BATAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( PAI) IIIB
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang
insyaallah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan
masukan yang membangun sangat kami butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam
penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Batam , 11 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.............................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 4
B. Rumusan masalah....................................................................................... 5
C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 5
BAB
II PEMBAHASAN
A. Strategi pembelajaran
kurikulum................................................................. 6
B. Konsep dasar dalam strategi
pembelajaran kurikum.................................... 9
C. Ciri-ciri dalam strategi
pembelajaran kurikum.............................................. 10
D. Metode atau jeis-jenis dalam
strategi pembelajaran kurikum....................... 14
E. Model dalam strategi
pembelajaran kurikum................................................ 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 17
B. Saran........................................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.
Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang
ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di
bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat.
Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya
kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah
pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang
diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum
sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi
kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan
berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang
unggul, mampu bersaing di dunia internasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka
semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan
semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga
dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa.
Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan
kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi
kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat
mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi
tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi
bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan
(3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi
pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian strategi pembelajaran dalam kurikulum ?
2.
Bagaimana konsep dasar strategi pembelajaran dalam kurikulum ?
3. Bagaimana
ciri-ciri strategi
pembelajaran dalam kurikulum ?
4.
Bagaimana metode atau jenis-jenis strategi pembelajaran dalam kurikulum
?
5.
Bagaimana model strategi pembelajaran dalam kurikulum ?
C.
Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertian strategi
pembelajaran dalam kurikulum
2. Untuk mengetahui konsep dasar strategi
pembelajaran dalam kurikulum
3. Untuk mengetahui ciri-ciri
strategi
pembelajaran dalam kurikulum
4. Untuk mengetahui metode atau jenis-jenis strategi
pembelajaran dalam kurikulum
5. Untuk mengetahui model atau jenis-jenis
strategi pembelajaran dalam kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi pembelajaran dalam
Kurikulum
Istilah strategi yang pada awalnya
digunakan dalam lingkungan militer, sekarang ini dipakai dalam berbagai bidang
dengan esensi makna yang relatif sama. Istilah strategi, menurut Mulyani
Sumantri dan Johar Permana (1998/1999) berasal dari kata strategos atau
strategus (Yunani) yang mengandung makna jenderal atau dalam hal ini perwira
negara (state officer) yang bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan
mengarahkan pasukannya untuk mencapai kemenangan. Dalam Bahasa Inggris,
menurut Echols dan Hasan Shadily (2003) kata “strategy” berarti strategi, ilmu
siasat (perang), siasat,akal. Secara spesifik, Shirley (1980) merumuskan
pengertian strategi sebagai keputusan-keputusan bertindak yang diarahkan dan
keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan, sementara J. Salusu (1996)
mengartikan strategi sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya
untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan
kondisi yang paling menguntungkan. Kedua pendapat tersebut meskipun
formulasinya berbeda tetapi kedua-duanya mengungkapkan bahwa konsep strategi
terkait dengan upaya pencapaian tujuan.
Dalam konteks pembelajaran, strategi
diartikan oleh Gilstrap dan Martin (1975) sebagai ”pattern of teacher behavior
that are recurrent, applicable to various subject matters, characteristics of
more that one tesacher, and relevant learning”. Pengertian yang relative sama
dikemukakan oleh T. Raka Joni (1980) yang mendefinisikan strategi
belajar-mengajar sebagai pola umum perbuatan guru murid didalam perwujudan
kegiatan belajar-mengajar yang menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada
rentetan perbuatan guru-murid tersebut.[1]
Pengertian lain dikemukakan oleh Sudijarto (1990) yang mendefinisikan strategi
belajar-memilih, menyusun, dan memobilisasi segala cara, sarana/prasarana dan
tenaga untuk menciptakan sistem lingkungan untuk mencapai perubahan perilaku
optimal. Senada dengan Sujiarto, Moedjiono (1992/1993) mengemukakan bahwa
strategi belajar-mengajar memiliki dua dimensi yaitu dimensi perancangan dan
dimensi pelaksanaan. Strategi belajar mengajar pada dimensi perancangan
merupakan pemikiran dan pengupayaan secara strategis untuk merumuskan, memilih
dan/atau menetapkan aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem instruksional
sehingga dapat konsisten antara aspek-aspek tersebut.[2]
Strategi belajar mengajar dimensi pelaksanaan merupakan pemikiran dan
pengupayaan secara strategis dari seorang guru untuk memodifikasi dan/atau,
menyelaraskan aspek-aspek pembentuk sistem instruksional (yang telah ditentukan
dalam dimensi perancangan sebelumnya) jika kondisi/suasana aktual di
kelas menghendakinya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep strategi pembelajaran mengandung makna yang multi
dimensi dalam arti dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu :
1. Pada dimensi perancangan, strategi pembelajaran adalah
“pemikiran dan pengupayaan secara strategis dalam memilih, menyusun,
memobilisai, dan mensinergikan segala cara, sarana/prasarana,
dan sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
2.
Pada
dimensi pelaksanaan, strategi pembelajaran diartikan sebagai :
a.
keputusan
bertindak secara strategis
dalam memodifikasi dan menyelaraskan komponen-komponen sistem
instruksional (yang telah ditetapkan pada dimensi perancangan) untuk lebih
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
b.
pola umum
perbuatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar yang menunjuk
pada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan guru-murid dalam
peristiwa belajar-mengajar.
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi yaitu:
1.
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
2.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha
Dari pendekatan
pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan
Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari
setiap usaha, yaitu:
- Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
- Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita
terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
- Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
- Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari
strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:
1. exposition-discovery
learning dan
2. group-individual
learning (Rowntree dalam Wina Senjaya,
2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif. Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving
something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
(Wina Senjaya (2008).
Kesimpulan dari defenisi strategi
pembelajaran itu sendiri, menurut saya ialah bagaimana seorang guru menyusun
konsep,metode, model dan cara-cara yang dapat melancarkan proses
belajar-mengajar sehingga tujuan dari starategi yang telah disusun itu
tercapai.
B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
dalam Kurikulum
Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan
sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan
belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk menciptakan sistem lingkungan
yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai
suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang
dimaksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga,
perpustakaan, laboratorium dan sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar
siswa.[3]
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:
1. Pengertian kuantitatif yaitu penularan pengetahuan dari guru
kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa,
sehingga memberikan hasil optimal.
2.
Pengertian
institusional yaitu penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan
efisien. Guru harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.
3.
Pengertian
kualitatif yaitu upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak
hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam
aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran merupakan
suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sitem lingkunagn dengan berbagai
metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan
efisien serta dengan hasil yang optimal.[4]
Kesimpulan dari konsep starategi
belajar diatas dapat saya simpulkan bahwasanya konsep strategi pembelajaran
adalah bagian yang terpenting dalan belajar-mengajar untuk mencapai suatu
kelancaran dalam belajar-mengajar, sehingga guru dapat dituntut untuk menguasai
ilmu mata pelajarannya sehingga, murid dapat menerima dengan baik ilmu
tersebut.
C.
Ciri-Ciri Strategi Belajar dalam kurikulum
Kegiatan belajar
mengajar yang merupakan perpaduan kegiatan siswa yang melakuakan kegiatan
belajar serta guru yang melakukan kegiatan pengajaran. Keterpaduan dua
aktivitas yang dilakukan guru dan murid pada waktu yang bersamaan tentunya memiliki ciri-ciri tersendiri.[5]
Adapun cirri-ciri belajar mengajar sebagai berikut:
1.
Balajar mengajar memilki tujuan
Adapun
yang dilakukan manusia semuanya memiliki tujuan. Begitu juga dengan kegiatan
belajar mengajar adalah membentuk dan mengembangkan potensi, bakat, dan minat
siswa pada tarap yang optimal sesuai dengan tingkat usia dan tingkat
perkembangan siswa.
Kegiatan
pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan.
Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan
siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan
demikian dalam setting pembelajaran, tujuan merupakan pengikat segala aktifitas
guru dan siswa. Oleh sebab itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama
yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program
pembelajaran.[6]
Ada
beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program
pembelajaran :
Pertama,
rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
keberhasilan proses pembeljaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil
manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan itu merupakan
indicator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
Kedua,
tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan
belajar siswa. Tujuan yang jelas dapat membimbing siswa dalam melaksanakan
aktifitas belajar. Berkaitan dengan itu, guru juga dapat merencanakan dan
mempersiapkan tindakan apa saja yang harus di lakukan untuk mambantu siswa
belajar.
Ketiga,
tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain system pembelajaran.
Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan
materi yang pelajaran, metode, atau strategi pembelajaran, alat, media, dan
sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk
melihat keberhasilan belajar siswa.
Keempat,
tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru
bisa mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai
dengan tujuan dan tuntutan kurikuluum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan
dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.[7]
2.
Ada suatu prosedur
Dalam
kegiatan belajar mengajar perlu ditempuh prosedur atau langkah-langkah yang
telah direncanakan dan didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan belajar
mengajar yang telah ditetapkan. Prosedur tersebut disusun secara sistematik
langkah-langkah demi langkah yang relevan dengan tujuan.
3.
Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan
penggarapan materi yang khusus
Dalam
kegiatan belajar mengajar perlu ditetapkan meteri khusus/ materi pokok/
materi standar yang dibahawa dalam setiap kali pertemuan tatap muka. Materi
harus dipersiapkan dan didesain sedemikian rupa agar mudah dapat dicapai
penguasaan materi secara tuntas dalm kegiatan mengajar oleh siswa sebelum
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
4.
Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan pengalaman
belajar kepada siswa
Dalam
kegiatan belajar mengajar siswa harus mengalami sendiri kegiatan belajar
mengajar atau pemberian pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan serangkaian
kegiatan yang harus diperbuat dan dikerjakan oleh siswa secara berurtan untuk
mencapai indicator pembelajaran dan kompetensi dasar. Pemberian pengalaman
belajar siswa harus memperhatikan urutan dan langkah-langkah pembelajaran.
Untuk materi pembelajaran yang memerlukan prasarat tertentu serta pendekatan
dan penyajian secara spiral (mudah kesukar, konkret ke abstrak serta dekat ke jauh.[8]
5.
Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan
pengambangan kecakapan hidup siswa
Seiring
dengan pmberian pengalaman belajar kapada siswa, tak kalah pentingnya dalam
pembelajaran berbasis kompetensi pada tingkat satuan pendidikan adalah
pemberian kecakapan hidup (life skill) kepada siswa. Life skill merupakan
pemberian keterampilan-keterampilan kepada siswa untuk dapat menjalankan
kehidupan baik sebagai makhluk individu, makhluk social maupun sebagai makhluk
tuhan.
Seiring
dengan fitrahhnya, manusia terdiri dari tiga dimensi, yaitu jasad, akal dan
ruh. Ketiga dimensi dalam diri manusia harus dipelihara agar seimbang (tawazzun).
Jika diri manusia hanya dipelihara fisiknya saja, sementara akal dan ruh tidak
diperhatikan, maka manusia yang demikian hanya akan kuat fisik atau jasad, tai
memiliki hati yang kering dan gersang.sehingga hidupnya hampa dan tidak
tentram. Begitu juga halnya jiika manusia yang diasah hanya akalnya saja,
sedangkan fisik dan ruhaninya tidak dijaga, maka manusia itu ibarat orang yang
memiliki pengetahuan, tapi jasadnya sakit-sakitan, hatipen tidak tentram dan
rohaninya tumpul. Demikian pula jika manusia hanya diberi santapan rohani,
sedangkan fiiknya lemah, makanya tidak dijaga,, dan akalnya tidak diisi dengan
ilmu yang bermanfaat, maka kehidupannya akan menjadi timpang.
6.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan
sebagai pembimbing
Dalam
kegiatan belajar mengajar peranan guru sebagai pembimbing adalah membuat
suasana belajar mengajar menjadi hidup penuh dangan interaksi antara guru
dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lainnya, serta memberikan motivasi.
Guru berperan hanya sebagai mediator dengan sumber belajar lainnya baik manusia
seperti nara sumber, maupun non manusia seperti : buku perpustakaan,
laboratorium, lingkungan, televisi, internet dan sebagainya. Dan guru lebih
berperan sebagai perancang kegiatan belajar mengajar dengan aktivitas dan
pengalaman belajar dilakukan sebesar-besarnya oleh siswa.
7.
Ada batas waktu
Kegiatan
belajar ada batas waktunya berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
tersebut dibataswi dalam bentuk seiap kali pertemuan yang setarap 2 jam
pelajaran @ 45 menit. Jangka waktu per catur wulan atau per semester, per tahun
atau per jejang pendidikan 6 tahun atau 3 tahun.
8.
Evaluasi
Evaluasi
penting dilakukan untuk menilai keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa
serta semkaligus keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru, serta untuk
mengetahui apakah tujuan belajar mengajar yang telah ditetapkan telah tercapai
atau belum tercapai. Evaluasi memiliki kegunaan sebagai umpan balik untuk
perbaikan proses belajar mengajar berikutnya maupun di masa yang akan dating
baik bagi guru dalam melakukan pengelolaan belajar mengajar maupun bagi siswa
dalam melakukan kegiatan.
Dalam
arti luas,evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan
informasi yang diperlukan untuk membuat alternative-alternatif keputusan ( mehrens dan lehmens,1978 : 5 ).[9]
Dalam
hubungan dengan kegiatan pengajaran .norman.e .groulund .(1976) merumuskan
evalusi sebagai berikut : evaluasi adalahsuatu proses yang sistematik untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa .
Kesimpulan
dari ciri-ciri strategi belajar menurut saya, ketika melihat beberapa ciri-ciri
diatas sudah cukup baik untuk seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar
bagaimana dalam ciri-ciri strategi ini ada tujuan, prosedur, materi
khusus,pengalaman, pembimbing, batas waktu, evaluasi dll. Hal ini semua
bertujuan seorang guru dapat mencapai tujuan dari segi materi, waktu dll.
D.
Metode atau jenis-jenis strategi Pembelajaran dalam Kurikulum
1.
Metode strategi mpembelajaran
Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat
digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1. Metode ceramah yaitu penyampaian materi dari guru kepada
siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
2.
Metode
latihan yaitu penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan
tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3.
Metode
tanya jawab yaitu penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang
harus dijwab oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan
selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik
menjawab.
4.
Metode
karya wisata yaitu metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak
didik ke objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat
mengamati atau mengalami secara langsung.
5.
Metode
demonstrasi yaitu metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses
atau suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6.
Metode
sosiodrama yaitu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak
didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam
kehidupan sosial.
7.
Metode
bermain peran yaitu pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup
maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab, dan terampil
dalam memaknai materi yang dipelajari.
8.
Metode
diskusi yaitu metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan
siswa diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok.
9.
Metode pemberian tugas dan resitasi merupakan
metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan
metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas
yang telah diberikan guru.
10. Metode eksperimen yaitu Pemberian kepada siswa untuk
pencobaan.
11. Metode proyekMembahas materi pembelajaran ditinjau dari
sudut pandang lain.[10]
Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan
dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya bersifat
kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara
lain:
1. Tujuan pembelajaran
2.
Tingkat
kematangan anak didik
3. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran.[11]
Kesimpulan dari metode atau jenis
strategi pembelajaran diatas, menurut saya semua metode atau jenis itu
sangatlah bagus sehingga guru tidak hanya memakai satu atau dua metode saja
ketika proses belajar mengajar tetapi bisa memakai semua metode tersebut, untuk
itu juga metode ini seorang guru dapat mengetahui bagaimana metode yang cocok
untuk menghadapi jenjang SD,SMP dan SMA.
2.Jenis-jenis strategi pembelajaran
Jenis-jenis strategi pembelajaran
terbagi menjadi tiga yaitu :
- Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori terbagi menjadi tiga yaitu:
- Konsep Strategi pembelajaran ekspositori
Konsep
strategi pembelajaran ekspositori strategi yang lebih menekankan kepada
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan bertujuan agar siswa dapat menguasai materi secra optimal.
- Prinsip-prinsip penggunaan SPE
Dari
prinsip-prinsip penggunaan SPE terbagi menjadi 4 yaitu :
1)
Beriorentasi
pada tujuan , yaitu bagaimana seorang guru mencapai tujuan misalnya menggunakan
metode-metode ceramah dll.
2)
Prinsip
komunikasi, yaitu bagaiman pesan dari seseorang ke orang yang lain dalam
startegi dapat diartikan transfer belajar
3)
Perinsip
kesiapan , yaitu bagaimana seorang guru dan siswa dapat menguasai materi
sebelum belajar bagi siswa dan sebelum mengajar bagi guru.
4)
Prinsip
berkelanjutan, yaitu bagaimana seorang siswa ketika menguasai materi disekolah
maka ia akan terus mencari ilmu sehingga menjadi kesempurnaan
- Prosedur penggunaan SPE
Aada beberapa penerapan dalam
prosedur SPE ini yaitu:
1)
Persiapan
, yaitu bagaimana seorang siswa dapat mempersiapkan sehingga siswa dapat
menerima pelajaran
2)
Penyajian,
yaitu langkah penyampaianmateri pelajaran sesuai dengan pelajaran dan persiapan
yang telah dilakukan.
3)
Korelasi,
yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa
4)
Menyimpulkan,
yaitu bagaimana siswa dapat menyimpulkan dari hasil pembelajaran.
5)
Mengaplikasikan,
yaitu bagiamana seorang siswa dapat menerapkan apa yang dijelaskan seorang
guru.
- Strategi pembelajaran inkuiri
a.
Konsep
dasar pembelajaran inkuiri
Konsep
ini yaitu rangkaian kegiatan peljaran yang menekakan kepada siswa untuk
berpikir keritis untuk mencari sendiri jawaban yang sudah pasti dalam suatu
masalah.
b.
Prinsip-prinsip
pelaksanaan SPI
Perinsip
ini yaitu menkankan kepada pengembangan intelektual anak. Dan didalam perinsip
ini ada perinsip interaksi, bertanya,beriorentasi, belajar untuk berfikir dan keterbukaaan.
c.
Langkah-langkah
pelaksanaan SPI
Adapun langkah-langkah pelajarann
SPI yaitu:
1)
Orientasi,
yaitu mebina suasana pembelajaran yang responsif
2)
Merumuskan
masalah, yaitu bagaimana seorang siswa dapat memecahkan masalah.
3)
Merumuskan
hipotesis, yaitu jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
4)
Mengumpulkan
data, yaitu menguji hipotesis yang diajukan
5)
Menguji
hipotesism yaitu menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data
atau informasi yang diperoleh dari pengumpulan data.
6)
Merumuskan
kesimpulan, yaitu medeskripsikan hasil temuan hipotesis berdasarkan hasil
pengujian
- Strategi pembelajaran kooperatif
Dalam
strategi ini terdapat tiga konsep yaitu:
a.
Konsep
strategi pembelajaran kooperatif (SPK), yaitu menggunakan sekelompok kelompok
kecil untuk menggabungkan siswa-siwi untuk berlebur menjadi Satu
b.
Prinsip
SPK
Prinsip
ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran kelompok seorang tugas
tergantung pada usaha yang dilakukan kelompok tersebut
1)
Tanggung
jawab perseorangan, yaitu bagaimana keberhasilan sekelompok tersebut tergantung
pada seseorang.
2)
Perinsip
ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran keberhasilan suatu kelompok
itu tergantung pada usaha kelompok tersebut.
3)
Interaksi
tatap muka, yaitu memberikan kesempatan kepada kelompok untuk saling bertukaran
informasi dalam kelompok.
4)
Partisipasi
dan komunikasi, yaitu pembelajaran yang untuk dapat mampu berpartisipasi aktif
dan berkomunikasi.
c.
Langkah-langkah
SPK
Langkah-langkah
diatas dapat terdiri empat tahap yaitu:
Penjelasan
materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.
E. Model Strategi pembelajaran
Kurikulum
Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain.
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :
1. Rasional teoritik
logis yang disusun oleh para pencipta tau pengembangnya.
2.
Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tuuan pembelajran yang akan dicapai).
3.
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kruteria sebagi
berikut :
1. Sahih (valid).
Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal :
d.
Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional
teoritik yang kuat ?
e.
Apakah terdapat konsistensi internal ?
2.
Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika :
a.
Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang
dikembangkan dapat terapkan.
b.
Kenyataan
menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.
3.
Efektif. Parameter :
a.
Ahli dan
praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektif.
b.
Secara operasional, model tersebut memberikan hasil
sesuai dengan harapan.
Arends menyeleksi enam model pengajaran
yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu presensi,
pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran
berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan
(materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.[12]
Kesimpulan dari model strategi pembelajaran menurut saya
dari model-model diatas ialah sangat bagus untuk seorang guru, guru bisa
membuat model yang baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Misalnya seperti
ini seorang guru ketika ingin memberikan transfer ilmu kepada murid , seorang
guru tidak hanya memakai alat indera tetapi juga bisa memakai non fisik( alat
bantu belajar). Sehingga peserta didik dalam belajar tidak jenuh dan dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal. Dan untuk guru sedikit memudahkan proses
belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Setelah diuraikan
pokok permasalahan beserta analisisnya dalam tiga bab sebelumnya, perlu
dikemukakan tentang beberapa hal berikut :
1.
Istilah
strategi yang pada awalnya digunakan dalam lingkungan militer, sekarang ini
dipakai dalam berbagai bidang dengan esensi makna yang relatif sama, sedangkan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran
2.
Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya
yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar.
3.
Kegiatan belajar mengajar yang merupakan perpaduan
kegiatan siswa yang melakuakan kegiatan belajar serta guru yang melakukan
kegiatan pengajaran. Keterpaduan dua aktivitas yang dilakukan guru dan murid
pada waktu yang bersamaan tentunya memiliki ciri-ciri tersendiri.
4.
Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat
digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain: ada 11 metode
5.
Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan
sabagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
B.
Saran
Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar
kami dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik, Oemar. Kurikulum
Pembelajaran. Jakarta : Sinar
Grafika. 2008
Indrawati. Model Pembelajaran
Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA). 2009
Mulyoto, Strategi Pembelajaran
di Era Kurikulm 2013, Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya.
2013
Sofan Amri, Pengembangan dan Model
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2013
M. Nglim Purwnto, Prinsip-Prinsip
Dan Teknik Pengajaran, Bandung : Rosda Karya, 2004.
Syaifu Bahri & Aswan Zain.
Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta : PT. Raneka Cipta. 2002
[1] Mulyoto, Strategi Pembelajaran di
Era Kurikulm 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2013). Hal 114-115
[2] Ibid
[3] Sofan Amri, Pengembangan dan Model
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.28
[4] Ibid
[5] Oemar Hamalik, Kurikulum
Dan Pembelajaran, ( Kurikulum Dan Pembelajaran, 2008), Hlm. 68
[6] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran, (Jakarta :Kencana, 2006), Hlm 61-62
[7] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2006), Hlm. 61-62.
[8] Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raneka Cipta) Hlm. 48.
[9] M. Nglim Purwnto, Prinsip-Prinsip
Dan Teknik Pengajaran, (Bandung : Rosda Karya, 2004) Hlm. 3.
[10] Sofan Amri, Pengembangan dan Model
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.29-30
[11] Ibid. Hal 30
[12] Sofan Amri, Pengembangan dan
Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalamualaikum Wr.wb
Pesan Berkomentar :
1. Mohon berkomentar yang baik, yang bertujuan untuk memperbaiki dan
bersifat membangun.
2. Dilarang berkomentar untuk yang tidak baik di blog ini atau yang
bertentangan dengan hukum yang berlaku.