Selasa, 27 Oktober 2015

Makalah Pengertian, Konsep Dasar, Ciri-Ciri, Metode Atau Jenis-Jenis, Dan Model Dalam Strategi Pembelajaran Kurikum Pendidikan Agama Islam



PENGERTIAN, KONSEP DASAR, CIRI-CIRI, METODE ATAU JENIS-JENIS, DAN MODEL DALAM  STRATEGI PEMBELAJARAN KURIKUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
”Kurikulum Pendidikan Agama Islam”
Dosen Mata Kuliah:
Hamzah, M.Ag

Di susun Oleh:
                  Joni
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( PAI) IIIB
2015
 


KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang insyaallah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat kami butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.


Batam , 11 Oktober  2015

                                                                                                             Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i                     
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang............................................................................................ 4
B.  Rumusan masalah....................................................................................... 5
C.  Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi pembelajaran kurikulum................................................................. 6
B. Konsep dasar dalam strategi pembelajaran kurikum.................................... 9
C. Ciri-ciri dalam strategi pembelajaran kurikum.............................................. 10
D. Metode atau jeis-jenis dalam strategi pembelajaran kurikum....................... 14
E. Model dalam strategi pembelajaran kurikum................................................ 15
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan................................................................................................ 17                              
B.  Saran........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

 B. Rumusan Masalah
       1.   Bagaimana pengertian strategi pembelajaran dalam kurikulum ?
       2.   Bagaimana konsep dasar strategi pembelajaran dalam kurikulum ?
       3.   Bagaimana ciri-ciri strategi pembelajaran dalam kurikulum  ?
       4.   Bagaimana metode atau jenis-jenis strategi pembelajaran dalam kurikulum ?
       5.   Bagaimana model strategi pembelajaran dalam kurikulum ?


C.  Tujuan Pembelajaran
1.   Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran dalam kurikulum
2.   Untuk mengetahui konsep dasar strategi pembelajaran dalam kurikulum
3.   Untuk mengetahui ciri-ciri strategi pembelajaran dalam kurikulum
4.   Untuk mengetahui metode atau jenis-jenis strategi pembelajaran dalam kurikulum
5.   Untuk mengetahui model atau jenis-jenis strategi pembelajaran dalam kurikulum
                      


BAB II
PEMBAHASAN

          A.    Strategi pembelajaran dalam Kurikulum
Istilah strategi yang pada awalnya digunakan dalam lingkungan militer, sekarang ini dipakai dalam berbagai bidang dengan esensi makna yang relatif sama. Istilah strategi, menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1998/1999) berasal dari kata strategos atau strategus (Yunani) yang mengandung makna jenderal atau dalam hal ini perwira negara (state officer) yang bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk mencapai kemenangan. Dalam  Bahasa Inggris, menurut Echols dan Hasan Shadily (2003) kata “strategy” berarti strategi, ilmu siasat (perang), siasat,akal. Secara spesifik, Shirley (1980) merumuskan pengertian strategi sebagai keputusan-keputusan bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan, sementara J. Salusu (1996) mengartikan strategi sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan. Kedua pendapat tersebut meskipun formulasinya berbeda tetapi kedua-duanya mengungkapkan bahwa konsep strategi terkait dengan upaya pencapaian tujuan.
Dalam konteks pembelajaran, strategi diartikan oleh Gilstrap dan Martin (1975) sebagai ”pattern of teacher behavior that are recurrent, applicable to various subject matters, characteristics of more that one tesacher, and relevant learning”. Pengertian yang relative sama dikemukakan oleh T. Raka Joni (1980) yang mendefinisikan strategi belajar-mengajar sebagai pola umum perbuatan guru murid didalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar yang menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan guru-murid tersebut.[1] Pengertian lain dikemukakan oleh Sudijarto (1990) yang mendefinisikan strategi belajar-memilih, menyusun, dan memobilisasi segala cara, sarana/prasarana dan tenaga untuk menciptakan sistem lingkungan untuk mencapai perubahan perilaku optimal. Senada dengan Sujiarto, Moedjiono (1992/1993) mengemukakan bahwa strategi belajar-mengajar memiliki dua dimensi yaitu dimensi perancangan dan dimensi pelaksanaan. Strategi belajar mengajar pada dimensi perancangan merupakan pemikiran dan pengupayaan secara strategis untuk merumuskan, memilih dan/atau menetapkan aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem instruksional sehingga dapat konsisten antara aspek-aspek tersebut.[2] Strategi belajar mengajar dimensi pelaksanaan merupakan pemikiran dan pengupayaan secara strategis dari seorang guru untuk memodifikasi dan/atau, menyelaraskan aspek-aspek pembentuk sistem instruksional (yang telah ditentukan dalam dimensi perancangan sebelumnya) jika kondisi/suasana  aktual di kelas menghendakinya. Berdasarkan pendapat-pendapat  di atas dapat disimpulkan bahwa konsep strategi pembelajaran mengandung makna yang multi dimensi dalam arti dapat ditinjau dari berbagai segi,  yaitu :
1.      Pada dimensi perancangan, strategi pembelajaran adalah “pemikiran dan pengupayaan secara  strategis dalam memilih, menyusun, memobilisai,  dan mensinergikan   segala cara, sarana/prasarana, dan sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
2.      Pada dimensi pelaksanaan,  strategi pembelajaran diartikan sebagai :
a.       keputusan  bertindak   secara   strategis   dalam   memodifikasi dan menyelaraskan komponen-komponen sistem instruksional (yang telah ditetapkan pada dimensi perancangan) untuk lebih mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
b.      pola umum perbuatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar yang menunjuk pada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan guru-murid dalam peristiwa belajar-mengajar.
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi yaitu:
1.      Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2.      Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.      Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4.      Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
  1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
  2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
  4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
  1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
  2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:
1.      exposition-discovery learning dan
2.      group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Kesimpulan dari defenisi strategi pembelajaran itu sendiri, menurut saya ialah bagaimana seorang guru menyusun konsep,metode, model dan cara-cara yang dapat melancarkan proses belajar-mengajar sehingga tujuan dari starategi yang telah disusun itu tercapai.
     B.  Konsep Dasar Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum
Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa.[3]
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:
1.      Pengertian kuantitatif yaitu penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil optimal.
2.      Pengertian institusional yaitu penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.
3.      Pengertian kualitatif yaitu upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sitem lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.[4]

Kesimpulan dari konsep starategi belajar diatas dapat saya simpulkan bahwasanya konsep strategi pembelajaran adalah bagian yang terpenting dalan belajar-mengajar untuk mencapai suatu kelancaran dalam belajar-mengajar, sehingga guru dapat dituntut untuk menguasai ilmu mata pelajarannya sehingga, murid dapat menerima dengan baik ilmu tersebut.

C. Ciri-Ciri Strategi Belajar dalam kurikulum
Kegiatan belajar mengajar yang merupakan perpaduan kegiatan siswa yang melakuakan kegiatan belajar serta guru yang melakukan kegiatan pengajaran. Keterpaduan dua aktivitas yang dilakukan guru dan murid pada waktu yang bersamaan tentunya memiliki ciri-ciri tersendiri.[5] Adapun cirri-ciri belajar mengajar sebagai berikut:
      1.      Balajar mengajar memilki tujuan
Adapun yang dilakukan manusia semuanya memiliki tujuan. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar adalah membentuk dan mengembangkan potensi, bakat, dan minat siswa pada tarap yang optimal sesuai dengan tingkat usia dan tingkat perkembangan siswa.
Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian dalam setting pembelajaran, tujuan merupakan pengikat segala aktifitas guru dan siswa. Oleh sebab itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program pembelajaran.[6]
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran :
Pertama, rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembeljaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan itu merupakan indicator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
Kedua, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa. Tujuan yang jelas dapat membimbing siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan itu, guru juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus di lakukan untuk mambantu siswa belajar.
Ketiga, tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain system pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas  dapat membantu guru dalam menentukan materi yang pelajaran, metode, atau strategi pembelajaran, alat, media, dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa.
Keempat, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru bisa mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikuluum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.[7]
      2.      Ada suatu prosedur
Dalam kegiatan belajar mengajar perlu ditempuh prosedur atau langkah-langkah yang telah direncanakan dan didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang telah ditetapkan. Prosedur tersebut disusun secara sistematik langkah-langkah demi langkah yang relevan dengan tujuan.
      3.      Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan penggarapan materi yang khusus
Dalam kegiatan belajar mengajar perlu ditetapkan  meteri khusus/ materi pokok/ materi standar yang dibahawa dalam setiap kali pertemuan tatap muka. Materi harus dipersiapkan dan didesain sedemikian rupa agar mudah dapat dicapai penguasaan materi secara tuntas dalm kegiatan mengajar oleh siswa sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.
      4.      Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan pengalaman belajar kepada siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus mengalami sendiri kegiatan belajar mengajar atau pemberian pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan serangkaian kegiatan yang harus diperbuat dan dikerjakan oleh siswa secara berurtan untuk mencapai indicator pembelajaran dan kompetensi dasar. Pemberian pengalaman belajar siswa harus memperhatikan urutan dan langkah-langkah pembelajaran. Untuk materi pembelajaran yang memerlukan prasarat tertentu serta pendekatan dan penyajian secara spiral (mudah kesukar, konkret ke abstrak serta dekat ke jauh.[8]
      5.      Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan pengambangan kecakapan hidup siswa
Seiring dengan pmberian pengalaman belajar kapada siswa, tak kalah pentingnya dalam pembelajaran berbasis kompetensi pada tingkat satuan pendidikan adalah pemberian kecakapan hidup (life skill) kepada siswa. Life skill merupakan pemberian keterampilan-keterampilan kepada siswa untuk dapat menjalankan kehidupan baik sebagai makhluk individu, makhluk social maupun sebagai makhluk tuhan.
Seiring dengan fitrahhnya, manusia terdiri dari tiga dimensi, yaitu jasad, akal dan ruh. Ketiga dimensi dalam diri manusia harus dipelihara agar seimbang (tawazzun). Jika diri manusia hanya dipelihara fisiknya saja, sementara akal dan ruh tidak diperhatikan, maka manusia yang demikian hanya akan kuat fisik atau jasad, tai memiliki hati yang kering dan gersang.sehingga hidupnya hampa dan tidak tentram. Begitu juga halnya jiika manusia yang diasah hanya akalnya saja, sedangkan fisik dan ruhaninya tidak dijaga, maka manusia itu ibarat orang yang memiliki pengetahuan, tapi jasadnya sakit-sakitan, hatipen tidak tentram dan rohaninya tumpul. Demikian pula jika manusia hanya diberi santapan rohani, sedangkan fiiknya lemah, makanya tidak dijaga,, dan akalnya tidak diisi dengan ilmu yang bermanfaat, maka kehidupannya akan menjadi timpang.
      6.      Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan guru sebagai pembimbing adalah membuat suasana belajar mengajar menjadi hidup penuh dangan interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lainnya, serta memberikan motivasi. Guru berperan hanya sebagai mediator dengan sumber belajar lainnya baik manusia seperti nara sumber, maupun non manusia  seperti : buku perpustakaan, laboratorium, lingkungan, televisi, internet dan sebagainya. Dan guru lebih berperan sebagai perancang kegiatan belajar mengajar dengan aktivitas dan pengalaman belajar dilakukan sebesar-besarnya oleh siswa.
      7.      Ada batas waktu
Kegiatan belajar ada batas waktunya berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut dibataswi dalam bentuk seiap kali pertemuan yang setarap 2 jam pelajaran @ 45 menit. Jangka waktu per catur wulan atau per semester, per tahun atau per jejang pendidikan 6 tahun atau 3 tahun.
      8.      Evaluasi
Evaluasi penting dilakukan untuk menilai keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa serta semkaligus keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru, serta untuk mengetahui apakah tujuan belajar mengajar yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum tercapai. Evaluasi memiliki kegunaan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses belajar mengajar  berikutnya maupun di masa yang akan dating baik bagi guru dalam melakukan pengelolaan belajar mengajar maupun bagi siswa dalam melakukan kegiatan.
Dalam arti luas,evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat alternative-alternatif keputusan ( mehrens dan lehmens,1978 : 5 ).[9]
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran .norman.e .groulund .(1976) merumuskan evalusi sebagai berikut : evaluasi adalahsuatu proses yang sistematik untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa .
Kesimpulan dari ciri-ciri strategi belajar menurut saya, ketika melihat beberapa ciri-ciri diatas sudah cukup baik untuk seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar bagaimana dalam ciri-ciri strategi ini ada tujuan, prosedur, materi khusus,pengalaman, pembimbing, batas waktu, evaluasi dll. Hal ini semua bertujuan seorang guru dapat mencapai tujuan dari segi materi, waktu dll. 

D. Metode atau jenis-jenis strategi Pembelajaran dalam Kurikulum
1. Metode strategi mpembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1.      Metode ceramah yaitu penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
2.      Metode latihan yaitu penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3.      Metode tanya jawab yaitu penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.
4.      Metode karya wisata yaitu metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung.
5.      Metode demonstrasi yaitu metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6.      Metode sosiodrama yaitu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
7.      Metode bermain peran yaitu pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
8.      Metode diskusi yaitu metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok.
9.       Metode pemberian tugas dan resitasi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
10.  Metode eksperimen yaitu Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.
11.  Metode proyekMembahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.[10]
Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain:
1.      Tujuan pembelajaran
2.      Tingkat kematangan anak didik
3.      Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran.[11]
Kesimpulan dari metode atau jenis strategi pembelajaran diatas, menurut saya semua metode atau jenis itu sangatlah bagus sehingga guru tidak hanya memakai satu atau dua metode saja ketika proses belajar mengajar tetapi bisa memakai semua metode tersebut, untuk itu juga metode ini seorang guru dapat mengetahui bagaimana metode yang cocok untuk menghadapi jenjang SD,SMP dan SMA.
2.Jenis-jenis strategi pembelajaran
Jenis-jenis strategi pembelajaran terbagi menjadi tiga yaitu :
  1. Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori terbagi menjadi tiga yaitu:
    1. Konsep Strategi pembelajaran ekspositori
Konsep strategi pembelajaran ekspositori strategi yang lebih menekankan kepada penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan bertujuan agar siswa dapat menguasai materi secra optimal.
    1. Prinsip-prinsip penggunaan SPE
Dari prinsip-prinsip penggunaan SPE terbagi menjadi 4 yaitu :
1)      Beriorentasi pada tujuan , yaitu bagaimana seorang guru mencapai tujuan misalnya menggunakan metode-metode ceramah dll.
2)      Prinsip komunikasi, yaitu bagaiman pesan dari seseorang ke orang yang lain dalam startegi dapat diartikan transfer belajar
3)      Perinsip kesiapan , yaitu bagaimana seorang guru dan siswa dapat menguasai materi sebelum belajar bagi siswa dan sebelum mengajar bagi guru.
4)      Prinsip berkelanjutan, yaitu bagaimana seorang siswa ketika menguasai materi disekolah maka ia akan terus mencari ilmu sehingga menjadi kesempurnaan  
    1. Prosedur penggunaan SPE
Aada beberapa penerapan dalam prosedur SPE ini yaitu:
1)      Persiapan , yaitu bagaimana seorang siswa dapat mempersiapkan sehingga siswa dapat menerima pelajaran
2)      Penyajian, yaitu langkah penyampaianmateri pelajaran sesuai dengan pelajaran dan persiapan yang telah dilakukan.
3)      Korelasi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa
4)      Menyimpulkan, yaitu bagaimana siswa dapat menyimpulkan dari hasil pembelajaran.
5)      Mengaplikasikan, yaitu bagiamana seorang siswa dapat menerapkan apa yang dijelaskan seorang guru.
  1. Strategi pembelajaran inkuiri
a.                   Konsep dasar pembelajaran inkuiri
Konsep ini yaitu rangkaian kegiatan peljaran yang menekakan kepada siswa untuk berpikir keritis untuk mencari sendiri jawaban yang sudah pasti dalam suatu masalah.
b.                  Prinsip-prinsip pelaksanaan SPI
Perinsip ini yaitu menkankan kepada pengembangan intelektual anak. Dan didalam perinsip ini ada perinsip interaksi, bertanya,beriorentasi, belajar untuk berfikir dan keterbukaaan.
c.                   Langkah-langkah pelaksanaan SPI
Adapun langkah-langkah pelajarann SPI yaitu:
1)      Orientasi, yaitu mebina suasana pembelajaran yang responsif
2)      Merumuskan masalah, yaitu bagaimana seorang siswa dapat memecahkan masalah.
3)      Merumuskan hipotesis, yaitu jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
4)      Mengumpulkan data, yaitu menguji hipotesis yang diajukan
5)      Menguji hipotesism yaitu menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh dari pengumpulan data.
6)      Merumuskan kesimpulan, yaitu medeskripsikan hasil temuan hipotesis berdasarkan hasil pengujian
  1. Strategi pembelajaran kooperatif
Dalam strategi ini terdapat tiga konsep yaitu:
a.       Konsep strategi pembelajaran kooperatif (SPK), yaitu menggunakan sekelompok kelompok kecil untuk menggabungkan siswa-siwi untuk berlebur menjadi Satu
b.      Prinsip SPK
Prinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran kelompok seorang tugas tergantung pada usaha yang dilakukan kelompok tersebut
1)      Tanggung jawab perseorangan, yaitu bagaimana keberhasilan sekelompok tersebut tergantung pada seseorang.
2)      Perinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran keberhasilan suatu kelompok itu tergantung pada usaha kelompok tersebut.
3)      Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan kepada kelompok untuk saling bertukaran informasi dalam kelompok.
4)      Partisipasi dan komunikasi, yaitu pembelajaran yang untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi.
c.       Langkah-langkah SPK
Langkah-langkah diatas dapat terdiri empat tahap yaitu:
Penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.


E. Model Strategi pembelajaran Kurikulum
Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :
1.      Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta tau pengembangnya.
2.      Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tuuan pembelajran yang akan dicapai).
3.      Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4.      Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kruteria sebagi berikut :
1.      Sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal :
d.      Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat ?
e.       Apakah terdapat konsistensi internal ?
2.      Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika :
a.       Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat terapkan.
b.       Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.
3.      Efektif. Parameter :
a.     Ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektif.
b.   Secara operasional, model tersebut memberikan hasil sesuai dengan harapan.
Arends menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu presensi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.[12]
Kesimpulan dari model strategi pembelajaran menurut saya dari model-model diatas ialah sangat bagus untuk seorang guru, guru bisa membuat model yang baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Misalnya seperti ini seorang guru ketika ingin memberikan transfer ilmu kepada murid , seorang guru tidak hanya memakai alat indera tetapi juga bisa memakai non fisik( alat bantu belajar). Sehingga peserta didik dalam belajar tidak jenuh dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Dan untuk guru sedikit memudahkan proses belajar mengajar.    

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Setelah diuraikan pokok permasalahan beserta analisisnya dalam tiga bab sebelumnya, perlu dikemukakan tentang beberapa hal berikut :
1.      Istilah strategi yang pada awalnya digunakan dalam lingkungan militer, sekarang ini dipakai dalam berbagai bidang dengan esensi makna yang relatif sama, sedangkan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran
2.      Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
3.      Kegiatan belajar mengajar yang merupakan perpaduan kegiatan siswa yang melakuakan kegiatan belajar serta guru yang melakukan kegiatan pengajaran. Keterpaduan dua aktivitas yang dilakukan guru dan murid pada waktu yang bersamaan tentunya memiliki ciri-ciri tersendiri.
4.      Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain: ada 11 metode
5.      Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.


B.     Saran 
Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar kami dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. Kurikulum Pembelajaran.  Jakarta : Sinar Grafika. 2008
Indrawati. Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan Dan    Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). 2009
Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. 2013
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.  2013
M. Nglim Purwnto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Pengajaran, Bandung : Rosda Karya, 2004.
Syaifu                        Bahri & Aswan Zain.  Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.   Raneka Cipta. 2002










[1] Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2013). Hal 114-115

[2] Ibid
[3] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.28
[4] Ibid
[5] Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, ( Kurikulum Dan Pembelajaran, 2008), Hlm. 68
[6] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta :Kencana, 2006), Hlm 61-62

[7] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2006), Hlm. 61-62.

[8] Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raneka Cipta) Hlm. 48.

[9] M. Nglim Purwnto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Pengajaran, (Bandung : Rosda Karya, 2004)  Hlm. 3.
[10] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.29-30
[11] Ibid. Hal 30
[12] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.35

Load disqus comments

0 komentar